METROPOLITAN.id - Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB University memperingati Hari Bumi dengan menggelar talkshow di Ruang Kuliah SITU GEDE, Prodi PSL SPS kampus IPB Baranangsiang, baru-baru ini. Acara talkshow yang dihadiri sejumlah mahasiswa ini mengusung tema besar yaitu Invest in Our Earth (Investasi di planet kita), baru-baru ini. Adapun sub-temanya yakni “Nature in the Race to Zero” yang berarti Alam dalam perlombaan menuju nol. Ketua Program Magister PSL IPB, Prof. Hadi Susilo Arifin menyampaikan bahwa penurunan kualitas lingkungan di muka bumi, air, tanah dan udara yang diakibatkan oleh pencemaran berdampak pada tata kehidupan. Perubahan iklim global kini juga terasa sangat signifikan. Sementara, Prof. Dr Ir Widiatmaka, DAA, IPU menyoroti kebutuhan pangan, perumahan, energi dan kebutuhan lain yang akan mengalami peningkatan karena adanya pertambahan penduduk (1,25% per tahun). Namun di sisi lain sumberdaya lahan dan sumberdaya alam terbatas bahkan sudah ada yang terdegradasi. "Salah satu permasalahan lingkungan yang menjadi genta pembangun tidur (wake-up call) bagi kita semua yaitu pencemaran mikroplastik di Teluk Jakarta," katanya. Menurutnya, staf pengajar IPB University dan lembaga-lembaga lain mendapati mikroplastik di dalam tubuh ikan dan kerang, bahkan di dalam tubuh burung pemakan ikan (Pecuk Hitam). Keberadaan polutan ini di tubuh burung Pecuk Hitam mengindikasikan bahwa bisa saja mikroplastik sudah masuk ke tubuh manusia lewat ikan konsumsi. Terlebih, kondisi bumi saat ini diperkirakan hanya mampu menopang setengah atau lebih tepatnya sekitar 57 persen dari jumlah populasi manusia dunia, atau hanya sekitar 4,5 miliar jiwa (dari total 7,9 jiwa pada November 2021). Jika kita lihat kasus di Pulau Jawa dan perihal sumberdaya lahan, Bumi saat ini harus menanggung beban yang berat. Pertumbuhan penduduk akan berjalan terus, dengan kebutuhan yang semakin kompleks. “Kita perlu dengan sigap dan dengan segera berinvestasi untuk Bumi, seperti slogan Hari Bumi tahun ini, “invest in our planet’. Investasi tidak selalu bermakna uang," ucapnya. "Investasi yang diperlukan oleh Bumi saat ini dari masing-masing kita adalah menciptakan dan meningkatkan self-awareness, self-motivation, dan self-regulation, untuk menuju ke self-leadership dalam memanfaatkan sumberdaya” sambung Prof. Dr. Ani Mardiastuti. Prof. Widiatmaka juga menambahkan bahwa diperlukannya perencanaan pemanfaatan sumberdaya alam dan lahan dengan mempertimbangkan daya dukung lahan dan lingkungan. Lahan harus dinilai potensinya terlebih dahulu kemudian lahan dan sumberdaya alam dapat dialokasikan untuk berbagai penggunaan, misalnya secara formal di Indonesia melalui penatagunaan lahan dan rencana tataruang wilayah (RTRW). Ada beberapa cara untuk mengkonservasi keanekaragaman hayati demi mencapai keberlanjutan ekosistem, yaitu melakukan revolusi kebiasaan pemanfaatan sumberdaya dalam keseharian kita seperti hemat listrik, melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) dan mengurangi jejak karbon. Lalu, memulai kehidupan perkotaan dengan konsep ‘back to nature’, ‘design with nature’, ataupun ‘kota hutan’. Terakhir, mendukung rencana tata ruang wilayah agar selaras dengan daya dukung lahan dan lingkungannya. "Kita hanya punya 1 bumi, yang akan kita tinggali sampai ke anak cucu kita. Selamat memperingati Hari Bumi 2022 dengan berinvestasi untuk diri sendiri guna kebaikan Bumi dan penghuninya dan mari kita menjaga alam secara berkelanjutan," tandasnya. (rez)