Senin, 22 Desember 2025

Imbas Wabah PMK, Hewan Ternak di Bogor Diprediksi Bakal Berkurang

- Kamis, 26 Mei 2022 | 12:44 WIB
ILUSTRASI: Jelang Idul Adha sapi kurban mulai diperdagangkan. Tak sedikit pula hewan kurban yang sudah terjual.  (Dok Metropolitan)
ILUSTRASI: Jelang Idul Adha sapi kurban mulai diperdagangkan. Tak sedikit pula hewan kurban yang sudah terjual. (Dok Metropolitan)

METROPOLITAN.id - Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dibeberapa daerah jelang perayaan Idul Adha menjadi persoalan serius bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Terlebih pada Idul Adha nanti, banyak masyarakat yang akan melaksanakan qurban. Sehingga Pemkab Bogor pun harus bekerja keras untuk mengantisipasi masuknya hewan yang terpapar PMK. "Kita akan menolak hewan ternak dari luar daerah terutama dari wilayah yang ditemukan kasus PMK seperti Jawa Timur. Karena jika masuk Bogor khawatir dapat menularkan ke hewan yang lainnya," kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Bogor, Hardy Hendriwan. Meski begitu, Hardy mengungkapkan untuk wilayah Jabodetabek suplai hewan ternak tetap melimpah, hanya pembatasannya yang lebih diperketat. "Kita juga tidak bisa menolak ternak-ternak yang datang apabila ternak tersebut sehat dan tidak berasal dari daerah kasus PMK, karena banyak juga dari luar Pulau Jawa yang bisa masuk," paparnya. Tak hanya membatasi hewan ternak yang masuk, Dikanak juga menerjunkan tim khusus untuk memeriksa hewan-hewan yang nantinya akan dijadikan qurban. Hal tersebut untuk memastikan agar terbebas dari PMK. "Kami mulai menerjunkan petugas untuk memerika hewan ternak di lapangan, namun dengan adanya wabah PMK ini, antisipasinya (akan) kami majukan waktu pemeriksaanya," kata Hardy. Ia juga memprediksi jika hewan qurban pada tahun ini akan lebih sedikit. Sebab setiap tahun kontribusi hewan ternak dari Jawa Timur cukup banyak, pada 2021 saja dari 42.834 hewan 25 persennya berasal dari Jawa Timur. Sedangkan disasanya dari beberapa provinsi lainnya serta ternak lokal. "Kemungkinan di tahun 2022 ini jumlahnya menurun karena ada pembatasan itu, namun belum bisa diprediksi berapa jumlahnya," ungkapnya. (mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X