Senin, 22 Desember 2025

Ketum KNPI Ryano Panjaitan Peringati Hari Keamanan Pangan di Bogor, Panen Cabai hingga Ajak Kawula Muda Jadi Petani

- Selasa, 7 Juni 2022 | 18:10 WIB

METROPOLITAN.id - Ketua Umum (Ketum) DPP KNPI, Muhammad Ryano Panjaitan memperingati hari Keamanan Pangan se-Dunia di wilayah Desa Kuta, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor pada Selasa (7/6). Acara yang diselingi dengan kegiatan panen cabai itu berlangsung di lahan seluas 3,5 hektar yang dikelola oleh Pengurus Pusat Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PP Perisai). "Jadi dalam kegiatan ini kita di undang oleh Ketum Perisai untuk panen cabai. Namun, kegiatan ini sebetulnya berkesinambungan juga dengan apa yang jadi fokus kita di KNPI saat ini," kata Ryano Panjaitan kepada wartawan, Selasa (7/6). Menurut Ketum KNPI, fokus yang saat ini tengah digaungkannya pihaknya adalah mengimbau para kawula muda untuk mau menjadi petani. Sebab, jika dilihat dari data yang dikeluarkan Kementerian Pertanian dan IPB University, dari 64 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam generasi muda, hanya 21 persen yang menekuni bidang usaha sebagai petani, sedangkan 24 persennya di bidang manufaktur dan 55 persen bidang jasa. Tentunya, jumlah ini tidak seimbang sehingga perlu adanya gerakan untuk mengajak para kawula muda mau menjadi petani, sekaligus ikut membantu mewujudkan 25 persen ketahanan pangan di Indonesia pada 2025 mendatang. "Tentu dan selalu saya gaungkan visi KNPI ke depan, kita tidak mau lagi terjebak dalam retorika semata, tapi kita mau berbuat nyata," ucap dia. Diakui Ryano Panjaitan, memang ada beberapa kendala yang dihadapi setiap orang saat menjadi petani. Seperti, ketersediaan lahan yang mana saat ini pertanian sangat berfokus di wilayah Jawa. "Nah ini sebetulnya kewajiban kita bersama memberikan pengetahuan yang cukup kepada pemuda di seluruh Indonesia, bahwasanya lahan itu tidak hanya harus terpusat di Jawa, tetapi penyebarannya juga harus merata," imbuhnya. Kedua, dilanjutkan Ketum KNPI, menjadi petani identik dengan ketertinggalan atau bukanlah tren bagi kalangan pemuda. Namun yang perlu digaris bawahi, menjadi seorang petani saat ini merupakan hal yang tren dan sangat menguntungkan. "Seperti kita lihat bersama, tanaman cabai ini hanya dalam 3,5 bulan kita sudah panen. Dan selama masa penanaman ini kita juga bisa melakukan kerjasama dengan kelompok tani lainnya atau memberdayakan masyarakat," ungkap Ryano Panjaitan. "Artinya apa, kita juga bisa menjadi investor atau penyambung hasil tani yang dihasilkan masyarakat tadi terhadap konsumen, disitu trennya dan itu bisa kita branding bersama-sama," lanjutnya. Ketiga, sambung Ketum KNPI, menjadi petani pendapatannya rendah. Sebenarnya hal ini bisa disiasati dengan mengirimkan langsung kepada para konsumen, tanpa harus melalui perantara. "Nah ini akan kita galakan kepada organisasi-organisasi kepemudaan di tingkat Nasional, dimana mereka memiliki cabang sampai tingkat kecamatan yang bisa dipergunakan sebagai jalur distribusi pengiriman," imbuhnya. Terakhir, dibeberkan Ketum KNPI, mengenai resiko alam dan harga yang tidak stabil dari pertanian, sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan kecanggihan teknologi. Dengan catatan pemerintah setempat ikut membantu bantuan kepada para petani ini. "Ini menjadi harapan kita juga ke depan, pemerintah lebih memberikan bantuan terutama dari sisi teknologi supaya mengoptimalkan para petani kita," bebernya. "Tapi bukan petani bentukan melainkan petani yang betul-betul dari masyarakat dan kawula muda," lanjut Ryano Panjaitan. Apalagi, ditambahkan Ketum KNPI, saat ini berdasarkan data penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI, angkanya cukup meningkat tajam dibandingkan 2021 lalu. Tentunya, hasil ini menunjukan hal yang bagus dan jika terus ditingkatkan maka akan bisa mewujudkan dan membantu ketahanan pangan Indonesia ke depan. (rez) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X