Senin, 22 Desember 2025

Buntut Tewasnya Bobotoh, Jadwal Pertandingan Malam Piala Presiden 2022 Mesti Dievaluasi

- Senin, 20 Juni 2022 | 14:59 WIB
Situasi pemakaman Sofiana Yusuf (20), Bobotoh asal Bogor yang tewas saat hendak menyaksikan laga Persib kontra Persebaya, di GBLA, Bandung, Jumat (17/6) lalu. (IST)
Situasi pemakaman Sofiana Yusuf (20), Bobotoh asal Bogor yang tewas saat hendak menyaksikan laga Persib kontra Persebaya, di GBLA, Bandung, Jumat (17/6) lalu. (IST)

METROPOLITAN.id - Insiden tewasnya dua Bobotoh atau suporter Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jumat (17/6) lalu, rupanya menyadarkan semua pihak untuk melakukan evaluasi. Bukan hanya terkait penyelenggaraannya. Waktu pertandingan juga harus dikritisi. Dalam sehari, pertandingan Piala Presiden digelar dua kali. Pertandingan pertama pukul 16.00 dan kedua pukul 20.30. Waktu pertandingan kedua terbilang terlalu malam. Sebab, pertandingan baru selesai pukul 22.30. Karena jadwal pulang penonton dari stadion terlalu larut, mereka rawan menjadi korban kejahatan. Apalagi di stadion-stadion yang ada di daerah. Di Stadion GBLA, misalnya. Akses jalan menuju Stadion GBLA sepi. Jauh dari rumah warga. Selain itu, pertandingan malam membuat pengawasan panitia pelaksana (panpel) pertandingan dan pihak keamanan terhadap suporter kurang maksimal karena kelelahan. Pertandingan malam juga tidak ideal bagi kondisi pemain. Apalagi pemain-pemain yang bertanding di grup B Piala Presiden. Waktu pertandingan di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, berbeda satu jam lebih lambat jika dibandingkan waktu Indonesia Barat. Artinya, jika pertandingan dimulai pukul 20.30 WIB, di Kalimantan Timur baru dimainkan pukul 21.30 dan selesai pukul 23.30. "Waktu Liga 1 lebih malam lagi. Pertandingan dimulai pukul 20.45 WIB atau 21.45 Wita," kata CEO Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) M. Hardika Aji dikutip dari Jawa Pos, Senin (20/6). APPI menilai jadwal pertandingan yang terlalu larut perlu diubah. Terutama untuk menjaga kondisi kesehatan para pemain. "Pemain yang bertanding malam baru sampai hotel pukul 01.00 dini hari. Lalu, baru bisa tidur pukul 03.00. Itu pun paling cepat," ujarnya. Hardika menambahkan, untuk mengubah waktu pertandingan malam, pihak-pihak terkait perlu dilibatkan. Dokter, kepolisian, dan perangkat pertandingan harus duduk bersama. Dokter dapat memberikan pandangan mengenai dampak kesehatan jika main malam. Waktu istirahat atlet jadi kurang ideal. Bahkan, tak jarang atlet bisa melewatkan waktu sarapan karena masih tidur. "Apalagi cuaca sedang berubah-ubah. Kalau di Eropa, saat winter (musim dingin, Red), pertandingan sore dimajukan menjadi pukul 14.00," tandas pria yang juga menjabat Finance Committee of Division Asia/Oceania FIFPRO tersebut. Menurut Hardika, penyelenggara pertandingan di Indonesia harus melihat iklim di Indonesia. Di negara beriklim tropis, pertandingan sepak bola idealnya digelar pukul 15.30–21.00. (jp/ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X