METROPOLITAN.id - Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten bogor, Ajat R Jatnika menyebut pembangunan hunian tetap (huntap) warga terdampak longsor di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan beberapa waktu lalu ditangani Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Ia berharap rencana tersebut masuk dalam anggaran perubahan Pemprov Jabar. "Huntap Cibunian informasi terakhir akan ditangani oleh provinsi, kita sudah mengusulkan, sudah membahas. Harapan kita di perubahan anggaran mereka bisa keluar," ujar Ajat. Menurutnya, ada sekira 94 huntap yang akan dibangun di Cibunian. Ajat mengaku pihaknya juga sudah mensurvei beberapa titik yang rencananya akan dijadikan lahan relokasi. "Total yang akan dibangun di Cibunian itu sekitar 94 rumah, tapi misah-misah. Misal yang di Muara itu sekitar 45. Sudah beberapa titik disurvei, khususnya yang banyak ya, kan ada yang hanya 5 unit. Tapi yg banyak itu kemarin kita sudah survei 3 titik. Secera teknis silakan, cuma secara aset pertanahan kami serahkan ke kepala desa," ungkapnya. Menurutnya, lahan relokasi yang sudah disurvei masih berada di wilayah Cibunian. Namun, posisinya jauh dari lokasi longsor. "Masih di lingkungan Desa Cibunian, tapi jauh dari lokasi longsor," kata Ajat. Ajat melanjutkan, kepala desa setempat sudah menunjukan beberapa lahan untuk tempat relokasi. Ia pun menyerahkan soal lahan tersebut ke kepala desa. Sebab, relokasi saat ini menggunakan pola relokasi mandiri. Warga terdampak diberi uang untuk membangun rumah dan mencari lokasi yang aman. "Untuk posisi lahan saya bilang harus menjadi tanggung jawab kepala desa, silakan, apakah itu tanah desa yang kemudian diserahkan ke kita atau tanah masyarakat yang dibebaskan kepala desa. Karena kan polanya kita relokasi mandiri. Jadi kita kasih uang dia bangun sendiri, tanahnya sendiri. Lebih cepat," terangnya. Dalam relokasi mandiri ini, tiap warga terdampak yang mesti direlokasi diberi uang sebesar Rp64 juta plus tanah. Saat disinggung apakah langkah tersebut efektif menjauhkan warga dari lokasi rawan bencana, Ajat mengaku kali ini pihaknya juga melihat terlebih dulu lahan yang dipilih untuk pembangunan huntap. Sebab sebelumnya, warga terdampak longsor juga pernah merelokasi diri namun masih di tempat yang berbahaya sehingga terkena longsor kembali. "Kalau dulu ada aspek teknis yang kurang diperhatikan, lebih mempercayakan ke masyarakat. Kalau sekarang kita lihat dulu lahannya," tandas Ajat. Sebelumnya, Banjir Bandang dan longsor menerjang wilayah Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan dan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang, Rabu (22/6). Akibatnya, tiga orang menjadi korban jiwa. Sementara ratusan rumah mengalami rusak ringan hingga berat. bencana ini juga memutus sejumlah akses jalan dan jembatan. (fin)