Minggu, 21 Desember 2025

Tegas, Mensos Risma Minta Tak Boleh Lagi Ada ODGJ Dipasung

- Kamis, 25 Agustus 2022 | 19:47 WIB

METROPOLITAN.id - Fenomena orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung menjadi perhatian serius Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. Perempuan yang karib disapa Risma jni menegaskan tak boleh lagi ada pasien ODGJ yang dipasung karena melanggar hak asasi manusia. Risma menceritakan, saat dirinya menjabat Mensos pada 2021, pihaknya membebaskan sekitar 2.000 pasien ODGJ di Jawa Barat yang dipasung. "Kalau totalnya sudah sekitar 4.700 pasien yang kita bebaskan dari pasung, 50 persennya itu dari Jawa Barat," kata Risma saat menghadiri pelepasan tim medis Program Pengobatan Keliling Gratis PDIP di halaman Kantor DPC PDIP, Kabupaten Bogor, Cibinong, Kamis (25/8). Tak sampai di situ, dalam forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Risma juga sempat memaparkan mengenai penanganan ODGJ selama menjadi Mensos mulai dari tahap penyembuhan hingga pasca-pulih dari gangguan jiwa. Dari beberapa kasus ODGJ yang Risma tangani, beberapa di antaranya berhasil sembuh dengan uluran tangan bersama. Untuk itu, ia mengajak masyarakat tidak mengucilkan ODGJ karena mereka pun ternyata bisa hidup normal. "Dari beberapa kasus mereka bisa sembuh, bisa hidup normal seperti kita-kita semua. Saya berharap kita bisa bersama-sama membantu mereka. Jangan kucilkan mereka," ungkapnya. Menurut Risma, akar masalah penanganan ODGJ yang terjadi di banyak daerah umumnya didasari kondisi ekonomi yang buruk. Kondisi ini yang juga akhirnya membuat banyak pasien ODGJ dipasung keluarganya. "Mereka umumnya tidak bisa membayar kesehatan. Memang kita harus turun, tadi saya juga membantu di Cigudeg yang kena hidrosepalus. Kita berharap program pengobatan keliling yang digagas PDIP ini juga bisa membantu penanganan kesehatan di wilayah Kabupaten Bogor," harap Risma. Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal keliling 435 desa se-Kabupaten Bogor untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Program ini akan berjalan selama 7 bulan nonstop dan diharapkan tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis ini diinisiasi oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu. Adian tak memungkiri banyak orang yang menyebut program ini tak masuk akal dan terlalu berlebihan. Namun, ia bertekad untuk terus menjalankan program ini dengan melibatkan 43 ambulans. Ia juga sengaja membawa Muri dan Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) untuk menguji program ini benar-benar menyasar warga di 435 desa. "Banyak orang bilang ini program tidak masuk akal, ini program terlalu berlebihan. Saya pikir mau bagaimanapun ketika dia berangkat dari niat baik jangan pernah lelah untuk mencoba. Kita akan mencoba. Kita bawa Muri, kita bawa Leprid, kita minta mereka menguji benar nggak kita mendatangi 435 desa. Kita minta mereka terlibat menghitung pasiennya, jadi kita bisa total angkanya sampai berapa. Kalau memang kemudian angkanya pernah dicapai lembaga lain dan instansi lain, silakan masuk ke Muri dan Leprid," ungkapnya. Selain memberikan pengobatan gratis, pihaknya juga bakal melakukan pemeriksaan mata dengan pemberian kaca mata gratis. (fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X