Rabu, 29 Maret 2023

Pemkab Bogor Komitmen Tangani Keracunan Timbal Pada Anak, Plt Bupati: Tak Ada Toleransi untuk Pembakaran Aki Bekas

- Sabtu, 8 Oktober 2022 | 10:30 WIB

METROPOLITAN.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berkomitmen menangani keracunan bahan Timbal pada anak hasil pembakaran aki bekas. Langkah tersebut akan dilakukan lewat beberapa program bersama unicef dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal tersebut disampaikan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan usai menerima audiensi bersama Kepala Perencanaan unicef Indonesia dan KLHK di Ruang Rapat I Setda, Cibinong, Jumat (7/10). Rapat tersebut membahas rencana aksi terkait penanganan masalah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) jenis Timbal hasil dari pembakaran aki bekas. "Pemkab Bogor diminta mendukung langkah-langkah aksi mulai dari tahapan kajian, pelaksanaan dan juga pasca-pelaksanaan dengan aksi-aksi konkret," ujar Iwan. Rencananya, aksi pengurangan keracunan Timbal pada anak akan dilaksanakan di bulan ini di tiga titik wilayah di Kabupaten Bogor. Aksi ini penting dilakukam karena dari hasil kajian menunjukan masalah yang dihasilkan akibat keracunan Timbal sangatlah berbahaya, khususnya untuk anak-anak. Menurut Iwan, tak ada toleransi untuk aktivitas pembakaran aki bekas. Ia pun meminta Satpol PP menutup kegiatan-kegiatan ilegal tersebut yang sudah sejak lama beroperasi di Kabupaten Bogor lewat program nongol babat (nobat). "Anak-anak akan sangat berdampak, terutama di saat masa pertumbuhan dapat menurunkan tingkat kecerdasan. Atas dampak ini, kita tidak akan memberikan toleransi terkait kegiatan pembakaran aki bekas. Masih ada kegiatan usaha lain yang lebih bermanfaat, yang tidak menghasilkan limbah yang berdampak kepada manusia, khususnya anak-anak. Negara wajib melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” tandas Iwan. Sementara itu, Kepala Perencanaan unicef Indonesia, Silas Rapold mengaku pertemuan antara unicef dengan Plt Bupati Bogor dan jajarannya dilakukan untuk mendiskusikan program usaha pencegahan pencemaran dan keracunan Timbal pada anak-anak. Silas menjelaskan, Timbal adalah sumber pencemaran yang salah satunya dihasilkan dari daur ulang aki bekas dan cat. Paparan pencemaran Timbal ini bisa mencapai masyarakat dan dampak terhadap lingkungannya cukup besar. "Terutama untuk anak-anak dampaknya lebih besar lagi dibanding pada orang dewasa. Contoh yang paling besar adalah penurunan terhadap IQ yang sifatnya permanen, dan juga untuk orang dewasa yang sedang masa kehamilan," terangnya. Saat ini, unicef bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung komitmen usaha pemerintah untuk mencegah paparan Timbal di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang dilakukan Yayasan Pure F Indonesia dan Institute Teknologi 10 November, mereka melihat ada kontaminasi Timbal di tanah di berbagai wilayah Jawa dan Sumatra. Penelitian tersebut kemudian digabungkan dengan kriteria-kriteria lain, termasuk komitmen pemda dan populasi masyarakat yang menghadapi resiko pada Timbal yang tinggi. “Dari proses tersebut, ada 5 lokasi yang menghadapi tantangan tinggi. Akhirnya dua wilayah yakni Kabupaten Bogor dan Tegal yang menjadi lokasi prioritas,” terang Silas. Untuk saat ini, program kerjasama antara unicef dengan KLHK fokus pada penanganan limbah Timbal. Pihaknya juga membutuhkan masukan dari ahli dan arahan dari pemerintah terkait limbah-limbah lain yang berdampak pada anak-anak. "Ini menjadi perhatian khusus. Selain masukan dari ahli atau pakar, dibutuhkan juga komitmen dan perhatian dari masyarakat untuk mencegah polusi-polusi terjadi,” pungkasnya. (fin)

Editor: Arifin

Tags

Terkini

Kreasi Olahan Buah Kurma untuk Ide Berbuka Puasa

Rabu, 29 Maret 2023 | 17:00 WIB
X