METROPOLITAN.id - Wali Kota Bogor, Bima Arya berencana bakal merelokasi semua warga yang tinggal di Kawasan Rawan Banjir dan Longsor yang ada di wilayah Kota Bogor. Hal ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan luka seperti kejadian tanah longsor di Kampung Mulya, RT 02/03, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor pada Minggu (9/10) kemarin. "Ini adalah persoalan serius di Bogor menurut saya. Karena kalau tidak ada perubahan signifikan, setiap bencana akan selalu seperti ini," kata Bima Arya kepada wartawan, Selasa (11/10). "Jadi harus ada langkah secara bertahap dan secara jangka panjang, relokasi dari rumah-rumah beresiko di lahan resiko bencana. Di lahan rawan banjir dan longsor," sambungnya. Atas hal itu, Bima Arya pun meminta ke aparatur wilayah untuk segera melakukan pendataan warga yang tinggal di Kawasan Rawan Banjir dan Longsor. Karena, mau tidak mau semuanya harus direlokasi secara bertahap. "(Memang) yang sangat tidak mudah adalah edukasinya. Kalau lahan Insya Allah ada, bisa dijadikan Huntara atau bisa ditempat lain dibangunkan. Seringnya ada lahan lain tapi warga nggak mau pindah," ucapnya. "(Makanya) ini perlu kerja keras semua. Kalau nggak akan terus seperti ini. Setiap banjir atau hujan akan selalu ada bencana," lanjut Bima Arya. Disinggung ada berapa titik rawan bencana banjir dan longsor di Kota Bogor, Bima Arya mengaku belum mengetahuinya secara pasti. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendataan terlebih dahulu. "Saya lupa angkanya. Puluhan. Banyak sekali. Dari tahun ke tahun seperti itu. Karena konturnya memang sangat rawan," tandas Bima Arya. Sebelumnya, pasangan suami istri (Pasutri) asal Bogor bernama Subur Rahayu dan Watia harus dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (9/10). Warga Kampung Mulya RT 02/03, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor itu mengalami luka-luka akibat tertimpa material bangunan rumah miliknya sendiri, akibat tanah longsor dari tebingan setinggi 25 meter pada pukul 17:00 WIB. (rez)