METROPOLITAN.id - DPC Demokrat Kota Bogor meninjau dan menyalurkan bantuan tanggap darurat ke sejumlah titik bencana yang ada di Kota Bogor pada Kamis (13/10). Bantuan yang diserahkan melalui Badan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BPPM) Demokrat Kota Bogor ini diberikan kepada korban bencana yang ada di tiga titik lokasi. Diantaranya, di Kampung Kepatihan Kelurahan Kebon Kalapa Kecamatan Bogor Tengah, Kelurahan Sukasari Kecamatan Bogor Timur dan Kelurahan Pasirjaya Kecamatan Bogor Barat. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bogor, Anita Primasari Mongan mengatakan, kejadian bencana yang terjadi di Kota Bogor mengundang keprihatinan bagi semua pihak. Atas itu, ketika mendapati adanya kejadian bencana yang melanda Kota Bogor, Partai Demokrat langsung bergerak meninjau titik lokasi dan memberikan bantuan. "Ini bagian dari program Demokrat Peduli dan Berbagi. Kami hadir untuk warga Kota Bogor terutama korban terdampak bencana," kata Anita. Menurut Anitan, bantuan sementara yang diberikan yakni berupa sembako seperti beras, telur, pampers, susu ultra, mie instan, minyak goreng hingga air mineral. Anita juga mendukung langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang telah menetapkan kejadian bencana Kota Bogor sebagai status Tanggap Darurat yang berlangsung hingga 31 Desember 2022. "Bagi kami itu langkah yang tepat, dan menjadi warning. Dulu pak SBY itu punya 3 prinsip pembangunan berkelanjutan. Yaitu Pro Job, Pro Growth, dan Pro Environment. Nah kalo salah satu dari 3 aspek ini tidak diperhatikan, maka begini jadinya (bencana)," jelas Anita. Kemudian dilanjutkan Anita, bencana di Perkotaan seperti Kota Bogor sebenarnya harus diantisipasi dengan kepedulian terhadap lingkungan. "Banjir dan longsor yang terjadi itu karena tanah sudah tidak mampu lagi menyerap air. Kenapa tidak mampu? Karena pohon-pohon sudah ditebangi menjadi bangunan-bangunan," terangnya. Untuk itu, perempuan yang menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Bogor itu berbarap agar penanaman pohon dilakukan secara masif agar dapat menampung air dan mengembalikan kemampuan tanah lagi. "Kurangi bangunan horisontal, pemerintah harus tegas dalam peraturan pembangunan vertikal dalam hal ini bangunan bertingkat," imbuhnya. Anita juga meminta agar masyarakat diberi pemahaman untuk lebih peduli terhadap lingkungan. "Jangan buang sampah sembarangan, jangan membangun (rumah) di pinggir kali atau tanah lereng yang rawan longsor. Ayo lah kita sama-sama jaga alam karena alam akan jaga kita," tandasnya. (rez)