Senin, 22 Desember 2025

Soal Penanganan Longsor Gang Barjo, Dua Hal ini Bakal Dilakuan Pemkot Bogor

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 17:24 WIB

METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyebut ada dua hal yang bakal dilakukan dalam penanganan longsor Gang Barjo. Keputusan itu diambil berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan Pemkot Bogor bersama tim ahli geologi dan sipil usai meninjau lokasi longsor Gang Barjo pada Rabu (19/10). Sekda Kota Bogor, Syarifah Sopiah menuturkan, berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan, ada dua hal yang akan dilakukan. Pertama, menangani kontrakan yang dimiliki Apolo karena ada rumah yang menggantung dan membahayakan. Setelah itu, dilakukan pembongkaran beberapa unit kontrakan untuk jalan kendaraan alat berat masuk ke lokasi longsoran. "Dan nanti kalau sudah ada alat berat maka dari pihak Apolo membuat turap, mereka yang membuat turap penahan supaya tidak terjadi longsor susulan," kata Syarifah, Rabu (19/10). "Tahun ini juga (dikerjakan) oleh Apolo bukan pemerintah, karena APBD itu tidak boleh mengerjakan pembangunan aset milik pribadi. Dan itu tadi kita sudah rapat dengan pemilik Apolo Pak Sudarsono, mereka siap akan melakukan pembongkaran hingga membangun turap," sambungnya. Disinggung apakah longsor Gang Barjo terjadi akibat kelalaian dari pemilik kontrakan, Syarifah mengaku tidak mengetahuinya. Sebab, pihaknya tidak melakukan penelitian berupa penyebab dan sebagainya. "Banyak faktor lah yang namanya tanah ambruk dan sebagainya. Tapi kita lihat sekarang kondisinya sudah seperti ini, kita juga tidak ingin lama-lama bangunan menggantung karena di bawah juga kan kita harus ada perapihan," ucap Syarifah. Kemudian, untuk hal kedua yang dilakukan yakni Dinas PUPR Kota Bogor akan memperbaiki saluran air dan merapihkan reruntuhan bekas longsoran. Mengingat, ada pengaruh dari dua aliran sungai Cidepit dan Cisadane yang membuat tanah di sekitar lokasi kejadian menjadi lembek. Ditambah, saluran buangannya langsung masuk tanpa ada pengolahannya. "Jadi itu semua bangunan di bongkar terus kemudian juga dibawah itu dilakukan pengerjaan untuk tebinganya, itu PUPR bersama teknik sipil, fisik dulu," imbuhnya. "Saluran airnya dibersihkan karena itu ada dua saluran sungai Cidepit dan Cisadane, mungkin nanti dirapihkan, dibuangnya ke sungai dan sebagainya itu penataannya," ujar Syarifah. Sebelumnya, Ahli Geologi bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meninjau lokasi longsor Gang Barjo, Kota Bogor pada Rabu (19/10). Peninjauan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dan memberikan kepastian akan tempat tinggal para warga terdampak longsor Gang Barjo. Ahli Geologi dari Universitas Pakuan Bogor, Denny Sukamto Kadarisman menuturkan, berdasarkan hasil penglihatan secara kasat mata yang dilakukannya di lokasi longsor Gang Barjo, bahwa ada lapisan tanah tebal yang jarang sekali ditemukan. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya pengaruh air masuk dari Kali Cidepit sehingga menyebabkan tanah menjadi lapuk dan tebal. Kemudian, untuk jenis longsorannya sendiri, berdasarkan hasil analisanya bukan karena suatu yang menggelincir, melainkan akibat roboh. Sehingga atas kedua hal itu, ia memperkirakan berdasarkan kajian sementara, longsor ini terjadi karena adanya lahan di atas yang terbuka kemudian terkena air lalu roboh. "Dan tadi sudah kami bicarakan dengan Pak Dedi yang dari ahli sipil bahwa itu bukan bidang tergelincir, sehingga bisa ditangani dengan penangan turap seperti itu ya dengan terasering," kata Denny usai meninjau lokasi longsor. "Jadi sementara ini kami sepakati bahwa dalam waktu dekat mungkin akan dilakukan penanganan dulu secara fisik teknis ya membangun terasering dari bawah, dan kemudian membongkar sedikit bangunan yang ada dimiliki apolo atau yang diatas, sama pemiliknya juga sudah setuju nanti akan dijadikan area lahan hijau," sambungnya. Disinggung apakah longsor Gang Barjo terjadi karena bangunan milik perorangan yang kurang kokoh, Denny mengaku tidak mau berkomentar banyak karena pihaknya tidak bisa mengkaji persoalan tersebut. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisa sementara dirinya, ada sumber air yang cukup banyak masuk dan meresap ke tanah, sementara stabilitas airnya tidak stabil maka terjadilah peristiwa roboh. "Ada kemungkinan ya dan yang dikhawatirkan dari Kali Cidepit, karena itu sudah ada sejak dari Zaman Belanda, meresap sedikit demi sedikit mungkin saja," ucap Denny. "(Tapi) saya tidak bisa mengkaji itu ya dan belum ada kajian kesana, tapi kalau kita lihat levelnya hampir lebih tinggi dari pada lokasi longsor," lanjutnya. Pun soal rekomendasi dibangunkan atau diperbaiki saluran airnya, dijelaskan Denny, bahwa rekomendasi sementara saat ini pihaknya belum sampai kesana, tetapi lebih cenderung untuk membuat terasering. "Rekomendasi sementara saat ini kami belum sampai kesana tapi lebih kepada cenderung untuk membuat terasering dulu untuk mengkokohkan dinding dulu, jadi kalau itu sudah aman Insya Allah kebawahnya juga aman," tandasnya. (rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X