METROPOLITAN.id - Buntut maraknya kasus gagal ginjal akut di Indonesia, Bareskrim Polri berkoordinasi dengan lembaga terkait mengecek hasil laboratorium daftar obat sirup yang ditarik BPOM. Dikutip dari detikcom, Polri mengatakan akan bersinergi dengan stakeholders terkait. Hal itu diungkapkan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. "Hari ini tim dari Bareskrim bekerja dengan agenda mengecek hasil laboratorium bersama Kemenkes dan BPOM," katanya dikutip dari detikcom, Senin (24/10). Dedi menjelaskan hingga saat ini polisi belum dapat memastikan ada atau tidaknya dugaan tidak pidana. Sebab kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. "(Unsur pidananya) nanti. Ini masih nunggu hasil laboratorium," papar Dedi. Ia uga menyebutkan polisi masih dalam tahap penyelidikan fenomena gagal ginjal akut. Menurutnya, Polri memberi atensi maraknya kasus gagal ginjal akut yang merenggut ratusan nyawa anak-anak di Indonesia. "Tahapnya masih penyelidikan. Tunggu informasi perkembangan (penyelidikan) dari Bareskrim. Tim melakukan penyelidikan secara sinergi dan atensi kejadian tersebut," ucapnya. Menko PMK Muhadjir Effendy telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, serta Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita terkait fenomena tak biasa ini. Muhadjir juga meminta Kapolri Sigit mendalami ada atau tidaknya unsur pidana di balik fenomena ini. "Ya kita sudah melakukan koordinasi dengan Pak Menkes, BPOM, bersama Menteri Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Kita sudah mendapatkan masukan dari semua pihak. Dan tadi malam saya terus langsung telepon ke Pak Kapolri supaya kasus gagal ginjal akut ini diusut untuk ditelaah kemungkinan ada-tidaknya tindak pidana," kata Muhadjir kepada wartawan di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/10). Muhadjir menuturkan pengusutan oleh kepolisian menjadi penting karena, menurutnya, bahan baku berbahaya itu berasal dari luar negeri. Justru di negara yang mengekspornya tidak ada kasus gagal ginjal akut. "Ini harus kita lakukan karena, berdasarkan data awal, ini adalah bahan baku impor dari sebuah negara yang sekarang negaranya justru tidak kena. Tetapi kenapa justru negara yang mengimpor kok kena. Ada tiga negara yang kena, termasuk Indonesia," ucapnya. Muhadjir meminta seluruh pihak menelisik mulai hulu hingga hilir. Selain itu, dia berharap kasus itu cepat diusut apabila memang ditemukan unsur pidana. (dtk/ryn)