Jumat, 31 Maret 2023

Tahukah Kamu? Ini Lima Kuliner Khas Jawa Barat yang Jadi Warisan Budaya

- Jumat, 11 November 2022 | 13:59 WIB
Salah satu kuliner khas Jawa Barat Empal Gentong. (IST)
Salah satu kuliner khas Jawa Barat Empal Gentong. (IST)

METROPOLITAN.id – JAWA BARAT tidak hanya terkenal dengan lokasi wisata menarik di berbagai wilayah. Rupanya, ada beberapa kuliner khas JAWA BARAT yang ditetapkan sebagai WARISAN BUDAYA Tak Benda (WBTB) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) JAWA BARAT (Jabar). Makanan ini tentu tidak asing bagi para penikmat kuliner khas JAWA BARAT. Beberapa diantaranya bahkan menjadi makanan sehari-hari warga. Dikutip dari Radarbandung.id, berikut 5 kuliner khas daerah sebagai WARISAN BUDAYA Tak Benda (WBTB) di JAWA BARAT yang patut dicoba :  

1. Bubur suro (Cirebon)

Bubur suro adalah kuliner istimewa yang biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa. Melansir laman disbudpar.cirebonkota.go.id, bubur suro terbuat dari bubur beras, santen kelapa, dan lauk pauk. Lauk pauknya seperti sambal goreng, dendeng daging sapi suwir, ayam suwir, ikan asin jambal, ebi, serundeng kuning, kacang tanah goreng, buah delima pretel, buah jerus gede suwir, daung kemangi dan bahan lainnya. Selain itu, bubur suro juga disajikan bersama dari aneka hasil bumi, seperti kacang-kacangan, kelapa, umbi-umbian, kelapa, dan buah-buahan. Salah satu filosofinya dari pembuatan bubur suro ini, adalah ajaran agar senantiasa bersyukur dan bersedekah. Pasalnya, bahan-bahan pembuatan bubur ini berasal dari masyarakat yang sukarela dan diolah di Bangsal Paseban Keraton Kanoman Cirebon. Untuk penyajian, bubur suro ditempatkan di takir, yaitu wadah yang terbuat dari daun klutuk yang dibentuk seperti perahu sebagai pengingat Nabi Nuh AS. Biasanya sebelum disajikan, terdapat beberapa upacara adat yang lebih dulu digelar di lingkungan Keraton Kanoman Cirebon.  

2. Empal Gentong

Empal gentong merupakan sajian nusantara khas Cirebon. Sekilas, kuliner yang masuk dalam WBTB Jabar ini mirip dengan gulai, padahal dari cara dan penyajiannya berbeda. Dilansir dari laman disbudpar.cirebonkota.go.id, pada awalnya empal gentong dibuat dari daging kerbau. Salah satu keunikannya, daging kerbau itu dimasukkan ke dalam gentong dari tanah, kemudian dimasak dengan menggunakan kayu asam. Laman yang sama menyebutkan, jika empal gentong awalnya diciptakan masyarakat Desa Battembat pada tahun 1950-an. Kala itu, jumlah kerbau ternak di desa itu sangatlah banyak sehingga para wanita desa ditantang untuk menyajikan kuliner enak dari daging kerbau. Namun lambat laun, bahan dasar empal gentong tak melulu menggunakan daging kerbau. Tetapi, beralih ke daging sapi karena memasuki tahun 1980-an, daging kerbau mulai sulit didapatkan. Para peternak saat itu dikisahkan mulai beralih beternak sapi. Sumber lainnya, empal gentong sedianya telah hadir sejak abad ke-15 di Cirebon. kuliner ini merupakan produk akulturasi dari empat budaya, yakni budaya Arab, China, India dan Indonesia. Memang kala itu Cirebon ibarat menjadi mixed pot, atau persinggahan pedagang dari Jalur Sutra. Daging kerbau digunakan karena ada pengaruh agama Hindu dari India, yang melarang penyembelihan sapi. Masakan kaya rempah seperti Arab, India dan Indonesia, kemudian jeroan ternak yang biasa ditemukan dalam kuliner China. Soal rasa, empal gentong ini rasanya juara. Irisan daging, jeroan, hati yang ditambah kuah kuning menjadi teman mesra dari nasi. Rasanya, gurih asin dan sedikit pedas oleh sambal adalah rasa dari kuliner ini dan akan lebih nikmat jika disantap hangat-hangat. Saking populernya kuliner ini, traveler tidak akan kesulitan untuk menemukan warung Empal Gentong di wilayah Kota Cirebon, Jabar.

3. Galendo (Ciamis)

Berkunjung ke Kabupaten Ciamis tidak lengkap rasanya kalau pulang tanpa membawa galendo. Ya, kuliner yang terbuat dari saripati minyak kelapa ini rasanya manis dan gurih di mulut. Galendo bisa disantap langsung atau jadi campuran kuliner masakan khas Ciamis Jabar lainnya seperti dage atau colok gebrug. Proses pembuatan galendo memakan waktu yang cukup lama, semula ratusan butir kelapa dikupas dan diparut menggunakan mesin. Hasil parutan kemudian disaring dan diambil saripatinya. Saripati tersebut kemudian diendapkan beberapa jam. Setelah diendapkan, saripati tersebut kemudian dimasakan dengan menggunakan tungku yang bahan bakarnya berasal dari sabut atau batok kelapa. Perlu stamina ekstra di sini, sebab proses memasakan memakan waktu empat jam dan saripati tersebut harus terus diaduk agar tak gosong. Proses itu untuk memisahkan saripati dan minyak kelapa. Galendo yang telah terpisah dari minyak, kemudian dikeringkan untuk memastikan minyaknya benar-benar hilang. Setelah itu galendo baru bisa disajikan. Saat ini, banyak toko cinderamata di Ciamis yang menjajakan galendo, baik dalam bentuk batang atau pun bubuk.  

4. Moci (Sukabumi)

Kenyal, manis dan lembut di mulut. Tiga kata itu menggambarkan sensasi menyantap kue moci. Kue dari beras ketan seukuran kelereng ini menjadi salah satu kuliner dan buah tangan dari Kota Sukabumi. Moci sendiri merupakan makanan dari Jepang. Konon, Moci di Sukabumi hadir pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Ketika itu, banyak keluarga di Sukabumi yang bekerja pada keluarga Jepang, sehingga menyerap ilmu membuat kue moci. Tetapi beberapa sumber sejarah lain, Moci di Sukabumi pertama kali dikenalkan orang-orang keturunan Tionghoa pada tahun 1960-an. Saat itu, mereka tidak diperkenankan bekerja oleh pemerintah sehingga membuat moci untuk menyambung nyawa. Terlepas dari sejarah asal-usulnya, saat ini moci menjelma menjadi oleh-oleh paling mahsyur dari Sukabumi. Seiring berjalannya waktu kulit moci dan isiannya berkembang. Tak hanya isian kacang, tetapi mulai beragam seperti cokelat, pandan, selai stroberi, krim teh hijau hingga keju.

5. Dodol Ketan Kasepuhan Banten Kidul

Kampung Adat Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu aspek penting dalam kawasan Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi. Kasepuhan yang masih mempertahankan adat Kasepuhan Banten Kidul ini juga memiliki kuliner yang khas. Namanya dodol ketan Kasepuhan Banten Kidul. kuliner ini biasanya disajikan dalam berbagai acara adat dan hiburan rakyat. Salah satunya disajikan dalam acara Seren Taun. Makanan yang memiliki tekstur yang kenyal nan manis ini kerap dihidangkan untuk para tamu yang datang. Dodol ini terbuat dari campuran beras putih beras ketan hitam, santan dan gula aren. Gula aren tak hanya membawa rasa manis, tetapi juga menambah aroma dari panganan ini. Cara membuatnya, semua bahan yang tadi dicampur kemudian dimasak di atas wajan yang dipanaskan oleh bara api. Proses memasaknya bahan-bahan tersebut diaduk selama 5-6 jam, hingga mencapai adonan yang diinginkan. (radarbandung.id)

Editor: Ryan Milan

Tags

Terkini

Kreasi Olahan Buah Kurma untuk Ide Berbuka Puasa

Rabu, 29 Maret 2023 | 17:00 WIB
X