METROPOLITAN.id - Anak nakal, tidak bisa diam, atau suka melawan tentu bisa membuat orangtua jengkel. Terkadang saat dimarahi, mereka justru tidak mendengarkan Anda sama sekali. Mereka juga mungkin senang menjahili adik di rumah hingga menangis. Mungkin Anda jadi berpikir, bagaimana cara mengatasi anak nakal yang efektif? Dikutip dari popmama.com, berikut 5 cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi anak nakal : Tetap bersikap lembut Mengatasi kenakalan si Kecil jangan pakai emosi ya, Ma. Apapun kenakalan yang dibuat oleh anak, ada baiknya harus diberi nasihat. Mama harus menghindari tindakan membentak atau melakukan kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi kalau melakukan ini di depan umum. Bukannya akan membuat sikap si Kecil semakin baik dan menuruti aturan yang Mama berikan, ini justru membuat dirinya kesal karena dipermalukan di depan banyak bahkan bisa jadi trauma lho. Cara mendidik si Kecil dengan memarahi, membentak atau melakukan sesuatu yang kasar itu sangat salah ya. Seharusnya Mama harus bisa menunjukkan sikap yang lembut di depan si Kecil. Mulailah dengan nada lembut, tanpa membentak. Berusahalah untuk menasihati dengan cara yang halus karena anak-anak tidak senang sesuatu yang kasar. Mama juga bisa mengajarkan si Kecil untuk meminta maaf kalau memang dirinya melakukan kesalahan. Dengan bersikap lembut, si Kecil akan merasa kalau Mama menyayangi dirinya. Pelan-pelan si Kecil juga akan menyadari kalau apa yang dilakukan dirinya itu tidak baik Berikan pujian saat bertindak baik Sebuah pujian itu bukan hanya sekedar kata-kata lho, Ma. Saat si Kecil berhasil melakukan sesuatu yang sesuai dengan yang Mama inginkan, tidak ada salahnya kalau Mama memberikan pujian untuknya ya. Pujilah kalau memang apa yang dilakukannya itu baik. Si Kecil itu sama saja dengan orang dewasa, seseorang yang dipuji pasti akan ada perasaan tersanjung. Dengan begitu, si Kecil akan terus melakukan hal-hal yang baik agar Mama selalu memberikan pujian atas tindakannya. Kebiasaan memuji yang Mama lakukan ke si Kecil, pelan-pelan akan membuat dirinya mengurangi perilaku nakalnya nih. Dari sekedar kata-kata pujian ternyata bisa berdampak baik ke perilaku si Kecil ya, Ma. Memberikan contoh Sebagai orangtua, Mama harus bisa memberikan contoh yang baik untuk ditiru si Kecil. Apalagi bisa dibilang kalau orangtua adalah sekolah pertama untuk si Kecil. Namun tak hanya Mama saja nih yang berperan dalam membentuk perilaku anak, semua anggota di dalam keluarga juga harus bisa mencontohkan yang baik-baik ya. Usahakan jangan sampai tindakan buruk yang dilakukan orang-orang di dalam rumah, justru ditiru si Kecil. Mama jangan lupa ya kalau anak-anak itu peniru yang baik. Agar si Kecil bisa menunjukkan perilaku yang baik, Mama juga harus ikut berperan di dalam prosesnya ya. Si Kecil tidak bisa melakukan ini sendiri. Berusahalah agar anak tidak meniru contoh yang salah ya, Ma. Menerapkan metode reward and punishment Saat si Kecil sudah benar-benar sulit untuk diatur dan terus bersikap nakal, sepertinya Mama harus mulai menerapkan sistem reward and punishment nih. Mama harus bisa membuat peraturan yang tegas untuk membatasi perilaku si Kecil, tujuannya agar si Kecil melatih sikap disiplin diri dan rasa bertanggungjawab dengan apa yang sudah dilakukannya. Menerapkan metode reward and punishment ini bisa Mama lakukan dengan varian sanksi yang bisa didiskusikan terlebih dahulu dengan pasanga. Sanksi yang diberikan bisa sangat tegas, fleksibel bahkan lebih santai jika kesalahan si Kecil tidak terlalu parah. Meskipun metode reward and punishment bisa cukup ampuh dalam membantu kepribadian si Kecil menjadi lebih baik. Mama harus bisa menghindari bentuk sanksi dalam bentuk kekerasan ya, entah itu kekerasan fisik maupun verbal. Dengan adanya reward and punishment di dalam rumah, Mama jadi lebih mudah dalam mengontrol perilaku buruk si Kecil. Bersikap konsisten Tanpa disadari, si Kecil itu selalu melihat dan meniru segala perilaku yang Mama tunjukkan lho. Untuk itu Mama harus bisa konsisten dengan apa yang diperlihatkan ke si Kecil ya. Jangan menjadi pribadi yang terkesan plin-plan saat bersikap. Beberapa orangtua terkadang suka memberikan toleransi saat si Kecil melakukan kesalahan yang masih bisa dikatakan wajar. Padahal toleransi yang terlalu berlebihan akan membuat si Kecil lebih sulit diatur. Dirinya seakan merasa bebas dalam melanggur aturan yang ada. Kalau Mama tidak ingin ini terjadi pada si Kecil berarti harus bisa bersikap konsisten dalam membuat peraturan ya. Peraturan yang tegas justru akan membuat si Kecil merasa segan dan tidak berani melanggar. Usahakan juga kalau peraturan yang dibuat sudah berjalan apa adanya di setiap waktu, jangan sampai peraturan ini sewaktu-waktu hilang. (popmama.com)