METROPOLITAN.id - Tokoh Jawa Barat, Aep Saepudin Muhtar alias Gus Udin menyampaikan pentingnya penguatan pemahaman Pancasila dalam menghadapi pemilu 2024 mendatang. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pemateri dalam agenda Refleksi Akhir Tahun Simposium Demokrasi yang digelar di Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu 28 Desember 2022. Menurut dia, pada kontestasi politik Pilpres dan Pilkada 2019 lalu, tak sedikit politik Sara dilakukan oleh para kontestan, partai politik, maupun relawan. "Berkaca pada pemilu lalu, kita secara tidak langsung terpecah belah oleh politik Sara. Munculnya istilah Kardun dan Kampret adalah akibat dari politik Sara," kata Gus Udin. Sehingga, para pemilih dan kontestan harus memahami makna dari Pancasila agar tidak ada lagi politik Sara di tahun 2024 mendatang. "Pemilih harus cermat dan kontestan harus lebih manusiawi. Jangan sampai segala cara dilakukan untuk menang, tapi lupa ada yang lebih penting dari kemenangan, yaitu kemanusiaan," paparnya. Ia tak menampik bahwa pemilu khusunya Pilpres pada 2024 mendatang, akan juga menjadi sasaran politik Sara. Sebab, kata dia, politik Sara acapkali bisa membuat para pemilih berpikir ulang untuk memilih salah satu kontestan ataupun urung memilihnya. "Maka, jangan sampai terpolarisasi, kita harus waspada terhadap politik sara. Perkuatan Pemahaman demokrasi dan nilai-nilai Pancasila," tutupnya. Sementara, Ketua DPD KNPI Kabupaten Bogor, Fuad Kasyfurrahman menyebut bahwa penguatan pemahaman Pancasila jelang pemilu 2024 mendatang, bisa diinisiasi oleh para pemuda. "Pemuda bisa jadi pelopor untuk menginisiasi adanya politisasi sara dalam kontestasi politik 2024 mendatang," ungkapnya. Menurutnya, Bonus Demografi yang makin mendekat mengharuskan kalau muda untuk turut membawa demokrasi ke arah yang lebih baik. "Peran pemuda cukup besar untuk memperbaiki demokrasi Indonesia dari gencatan isu Sara yang selalu jadi mainan inti para politisi yang tak bertanggung jawab," tuntasnya. (ryn)