Senin, 22 Desember 2025

Markas GMBI dibakar, Oknum FPI Ditahan

- Sabtu, 14 Januari 2017 | 10:14 WIB

METROPOLITAN - Pemeriksaan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shi­hab di Polda Jawa Barat (Jabar) pada Kamis (12/1) lalu berbuntut aksi anarkis di sejumlah daerah.

Di Kabupaten Bogor, mar­kas milik Gerakan Masyara­kat Bawah Indonesia (GMBI) yang ada di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, ludes dibakar. Suasana di Kampung Tegalwaru, RT 05/03 pun, berubah mencekam. Ini diduga sebagai ak­si balasan atas perusakan kenda­raan dan pengeroyokan terhadap anggota FPI sewaktu di Bandung.

Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 02:51 WIB, ratusan massa yang diduga oknum FPI konvoi mendatangi Sekretariat Distrik GMBI Kabupaten Bogor. Massa yang marah tak hanya membakar rumah, tetapi satu sepeda motor yang diparkir di pelataran rumah seluas seribu meter persegi itu pun menjadi sasaran. ­

Polisi akhirnya mengamank­an 20 anggota simpatisan tersebut. Tujuh di antaranya anak di bawah umur, yakni santri yang masih labil. “Ketu­juhnya kita lakukan pemerik­saan secara terpisah. Mereka merupakan santri, bukan dari FPI. Mungkin dari simpatisan,” kata Kapolres Bogor AKBP AM Dicky setelah pertemuan bersama Ormas FPI dan LSM GMBI Bogor di ruang rapat Nurul Abbandi Mako Polres Bogor, kemarin.

Dicky meyakinkan pemba­karan tersebut merupakan ulah sekelompok orang bu­kan dari instruksi FPI. “Tidak ada permasalahan antara FPI Bogor dengan GMBI Bogor. Pihak FPI menyatakan bahwa anggota FPI tidak terlibat terkait aksi yang anarkis dan perusakan, dini hari tadi,” ucap Dicky.

Ia pun berjanji akan tetap mengusut kasus pembakaran markas GMBI yang menelan kerugian mencapai rp500 juta. “Semuanya sepakat bahwa itu dilihat dan ditangani seadil-adilnya. Itu mungkin saja ada masyarakat yang mungkin simpatik dan responsif, reaktif terhadap pemberitaan yang ada tanpa disuruh dan diper­intahkan,” lanjutnya.

Pihak FPI yang diwakili Ket­ua DPC Cibinong Bahrudin bin Abdullah menuturkan, pembakaran markas GMBI bukan instruksi FPI. “FPI ti­dak memerintahkan ataupun menginstruksikan seperti itu. Itu secara tiba-tiba dan secara responsif,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Dis­trik GMBI Kabupaten Bogor Sambas Alamsyah merasa tak puas dengan hasil pertemuan ini. Ia meminta FPI mengakui perbuatannya. “Oknum ya bisa saja. Kita ingatkan jangan sok-sok mengedepankan agama tapi munculnya aksi preman­isme,” sindir Sambas.

Ia berjanji akan mengawal proses penyelidikan aksi pe­rusakan dan pembakaran hingga tuntas atau sampai ada yang ditetapkan sebagai tersangka. “Kita akan kawal sampai selesai. Saya juga sudah menghadap kapolda Jabar dan beliau mengatakan akan mengusut persoalan ini hingga tuntas,” yakinnya.

Ia memastikan seluruh anggota ormasnya tak akan melakukan aksi balasan. “Kita lebih menghargai adanya negara hukum agar pihak berwernang menangani ini. Tetapi dengan tanda kutip akan kita kawal sampai akhir,” tuturnya.

Sekadar diketahui, akibat pembakaran ini pihaknya mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp500 juta. Tak hanya itu, data anggota GMBI Kabupaten Bogor yang mencapai 800 orang itu turut dilalap Si Jago Merah. “Sampai 500 jutaan. Tidak ada korban karena sebelum kejadian mer­eka sudah diungsikan pihak kepolisian,” ujarnya.

Tak hanya di Bogor, peru­sakan Sekretariat GMBI juga terjadi di daerah lainnya. Ter­masuk di Kabupaten Ciamis yang berada di Jalan Otto Iskandardinata, Dusun Ling­gamanik, Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis dan Kabu­paten Tasikmalaya yang ada di Jalan Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasik­malaya. “Yang di Bogor itu pembakaran, sudah 20 orang diamankan. Kalau di Ciamis dan Tasikmalaya itu markas GMBI dirusak, ada pelem­paran,” ujar Kabidhumas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus.

Menurut Yusri, pembakaran dan perusakan markas GMBI di tiga daerah tersebut diduga dipicu kabar adanya ang­gota FPI yang menjadi korban penusukan dan penculikan. Namun guna memastikan­nya, pihak kepolisan tengah melakukan penyelidikan. “Ke­jadian di Bogor itu dipicu setelah beredar isu ada ang­gota FPI disandera GMBI. Tetapi isu-isu itu semua tidak benar,” ucap Yusri. “Kalau di Ciamis dan Tasikmalaya belum diketahui siapa yang melaku­kan perusakan. Kami lagi me­nyelidikinya,” tambahnya.

Polda Jabar mengingatkan agar kelompok GMBI dan FPI menahan diri sehingga tak menimbulkan polemik berkepanjangan serta mence­gah meluasnya perselisihan yang berujung anarkis di dae­rah lainnya. “Kami imbau GM­BI dan FPI menahan diri dan jangan terprovokasi. Jangan termakan isu-isu tidak benar,” ucap Yusri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X