“Ya pernah ingin mundur, tetapi kalau bukan saya siapa lagi. Sedangkan guru-guru di SD induk pun tidak ada yang mau ngajar di sini karena jauh dan jalannya yang curam,” ungkap lelaki yang hanya lulusan SMA ini.
Di lubuk hatinya ia berharap anak-anak di sekolah ujung Gunung Suling ini kelak dapat melanjutkan mimpinya meraih cita-cita, meskipun sarana prasarana yang diberikan jauh dari harapan. “Yang penting anak-anak bisa calistung sudah Alhamdulillah. Ikut senang melihatnya,” kata dia.
Sementara itu, Ketua RT 09, Kampung Haniwung, Dedi Setiawan (41) mengatakan, Kelas Jauh SD Negeri 1 Rabak yang digunakan warganya merupakan bangunan sementara. Pihaknya mengaku telah mengajukan anggaran untuk pembangunan gedung baru, namun belum ada kejelasan.
“Rumah ini mah digunakan hanya sementara saja, soalnya ada rencana pembangunan sekolah baru dari pemerintah. Jadinya pakai rumah ini dulu. Kalau yang punya balik lagi, ya mau nggak mau harus pindah,” kata dia.
[video width="640" height="352" mp4="http://assets.promediateknologi.com/crop/0x0:0x0/750x500/photo/metropolitan/2017/01/VID-20170124-WA0046.mp4"][/video]Saat ini ia mengaku pemerintah belum merespons pengajuan gedung sekolah. Alasannya tak ada lahan yang bisa dihibahkan ke pemerintah daerah. “Kami harus sediakan lahan minimal seluas 600 meter. Sekarang lahannya baru ada 200 meter (yang sudah dibayar, red). Sisanya beberapa pihak yang simpatik bilangnya mau membantu. Tetapi sampai saat ini pembangunannya belum ada dan lahan belum dibebaskan. Capek sih iya, tapi saya tidak akan berhenti memperjuangkan agar cepat dibangun,” kata dia.
Dikonfirmasi soal nasib siswa di sekolah ujung Gunung Suling, Kepala Desa (Kades) Rabak, Kecamatan Rumpin, Suherman, mengaku telah berulang kali mengajukan sejak 2015. Namun, tak ada kepastian yang diberikan pemerintah.
“Kita juga mempertanyakan kenapa tidak dibangun dan alasannya apa. Kalau tanah biarlah kita bisa mengusahakan. Tetapi pembangunannya tetap harus dari pemerintah. Tolonglah dibantu karena masyarakat saya ingin sekolah, jangan hanya wacana saja,” pintanya.
Informasi yang ia terima, tahun ini Kelas Jauh SDN Rabak 01 itu telah dimasukkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) kecamatan, namun eksekusinya belum ada hingga kini. “Katanya dimasukkan di APBD 2017, tetapi tidak tahu nanti akan direalisasikan atau tidak. Saya ingin pimpinan di atas dapat turun ke lapangan,” sindirnya.
(rez/d/feb/run)