Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Kota Bogor Ius Khaerunisa mengatakan, hingga pukul 15:00 WIB setidaknya ada 400 orang yang telah mendaftar ikut aksi 112 tersebut. Jumlah itu belum termasuk massa dari wilayah Kabupaten Bogor yang dipastikan bakal meningkat.
“Mereka akan berangkat jam sepuluh malam, sampai pukul 03:00 WIB. Sehingga massa aksi dari Bogor pun bisa langsung bergabung dengan massa aksi lainnya,” ujarnya kepada Metropolitan.
Sebagian massa akan diberangkatkan dengan bus dan sebagian lainnya menggunakan commuter line. “Bisa sampai 1.000 lebih yang datang besok dari Bogor. Apalagi besok hari libur,“ terangnya.
Terkait adanya imbauan dari Ketua MUI Pusat yang sekaligus Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin, Khaerunisa memaparkan bahwa aksi 112 tersebut merupakan bentuk keresahan masyarakat di bawah. Sehingga, untuk menjawabnya dilakukan aksi dengan zikir bersama umat muslim yang lainnya.
“Memang ada larangan itu, tetapi masyarakat tidak bisa dibendung. Aksi ini salah satu bentuk ekspresi mereka,” paparnya.
Sementara itu Ketua GP Ansor Kota Bogor Rachmat Imron Hidayat menjelaskan bahwa sesuai dengan instruksi Rais Am PBNU bahwa warga NU tidak boleh ikut aksi 112. Maka, ia dan sejumlah warga nahdliyin lainnya tidak akan melakukannya. Bahkan pria yang akrab disapa Romi ini ikut menyerukan agar setiap warga NU tidak ikut aksi tersebut.
“Ini tentang Pilkada DKI kenapa masyarakat Bogor juga yang harus ikut demo,” katanya.
Atas dasar politik itulah Romi melihat tidak seharusnya ada masyarakat Bogor yang ikut demo, terlebih warga NU yang telah diperingatkan Rais Am PBNU KH Ma’aruf Amin agar tidak ikut dalam acara tersebut. “Banser dan organisasi NU lainnya tidak akan ikut dalam acara tersebut, karena ini sudah terlihat kepentingannya,” jelasnya.(fin/mam/d/feb/dit)