Tak hanya bangunan sekolah yang ambruk, rumah warga pun jadi korban di tengah hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor. Salah satunya rumah milik Ningsih (54) di Jalan Raya Semplak, RT 04/01, yang dikontrakkan kepada Sing Hok. Rumahnya ikut roboh seketika, kemarin. “Tadi habis hujan langsung roboh tiba-tiba. Untung orang-orang lagi pada ngobrol di luar rumah,” tandas Sing Hok.
Akibat kejadian ini, barang-barang milik Sing Hok banyak yang rusak akibat tertimbun reruntuhan atap. Pihaknya pun belum menghitung kerugian atas kejadian tersebut, namun ditaksir mencapai Rp20 juta. “Paling Rp20 jutaan ruginya karena ada beberapa barang dalam rumah yang rusak juga,” ungkapnya.
MUSIM HUJAN, PUNCAK PANEN LONGSOR
Sementara itu, di kawasan Puncak intesitas hujan yang tinggi membuat bencana longsor tak terhindarkan. Tak tanggung-tanggung, longsor terjadi di tiga titik di dua kecamatan berbeda. Di antaranya tiga titik di Kecamatan Cisarua dan satu titik di Kecamatan Megamendung.
Yakni di Kampung Pensiunan, RT 01/02, Desa Tugu Selatan, Kampung Persit, RT 01/01, Desa Tugu Utara dan Kampung Coblong, Desa Cibeureum. Sedangkan di Kecamatan Megamendung, longsor terjadi di Kampung Pakancilan, RT 04/03, Desa Kuta.
Camat Cisarua Bayu Rahmawanto mengatakan, tim-tim siaga bencana sudah disiapsiagakan, baik itu dari kabupaten, kecamatan atau pihak desa sendiri. “Tim siaga bencana selalu siap setiap saat, apalagi ketika cuaca sedang tidak bersahabat seperti ini,” katanya.
Dia juga mengimbau agar masyarakat juga tetap waspada. Sebab, bencana alam bisa datang kapan saja. “Masyarakat sudah seyogyanya waspada dan jangan sampai lengah,” pesannya.
(mam/ash/d/feb/run)