Jika ditarik garis lurus, jarak antara Kawah Sileri dan Gunung Butak sekitar 12 km. Namun tentu saja dalam kenyataannya jarak yang ditempuh heli pada umumnya bisa lebih karena menghindari dataran tinggi maupun kabut tebal.
Terpisah, Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas Wahyu A Djaja mengatakan, timnya mengalami kesulitan mencari data. Alasannya karena medan evakuasi cukup berat.“Medan naik turun gunung, di dalam hutan, kami belum tahu (tim Basarnas) sampai di mana,” ujar Wahyu usai jumpa pers di Kantor Basarnas, Jalan Angkasa, Jakarta, Minggu (2/7).
Ia menambahkan, timnya belum mencapai ke lokasi sehingga Basarnas belum bisa memastikan apakah foto-foto yang beredar tersebut benar atau tidak.
“Tapi kalau sampai orang bisa foto kan dan kalau betul-betul kejadian foto itu benar. Kami belum bisa memastikan benar atau tidak,” ucapnya.
Wahyu menjelaskan, pihaknya menggunakan flight monitoring untuk mencari titik lokasi jatuhnya heli jenis Dauphin tersebut. “Kita ada alat flight monitoring,” ucapnya.
Helikopter milik Basarnas itu jatuh pada pukul 16:00 WIB di Gunung Butak, Temanggung yang mengakibatkan empat orang meninggal. Heli tersebut berangkat dari Gringisng usai memantau jalur mudik menuju Dieng untuk mengevakuasi korban letusan di Kawah Sileri, Dieng, Banjarnegara.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo membenarkan adanya kejadian tersebut. “Ini masih konfirmasi dengan BPBD. Saat ini BPBD dan PVMBG sudah di TKP. Data sementara sepuluh orang luka,” kata Sutopo.
(de/mer/feb/run)