Kemudian pada Jumat (8/12), polisi membuat sketsa potongan tubuh korban dan membuka hotline di nomor 085972800212 untuk mengumpulkan informasi terkait identitas korban. Polisi juga melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) berulang-ulang dengan memperluas radius perimeter area olah TKP.
Sampai akhirnya pada Selasa (12/12/12), polisi menerima laporan dari Muhamad Kholil yang mengaku kehilangan korban yang mengaku bahwa istrinya mirip dengan mayat tersebut. Polisi saat itu memeriksa Kholil, namun ditemukan tidak ada persesuaian keterangannya dengan hasil visum korban. “Akan tetapi penyidik menemukan kejanggalan dari keterangan Kholil ini, sehingga kami interogasi secara maraton,” sambung Hendy.
Setelah diinterogasi secara maraton, Kholil tidak lagi bisa membuat alibi. Kholil akhirnya mengakui yang tewas adalah istrinya yang sudah dia bunuh. “Tadi tersangka sudah menunjukkan lokasi di mana bagian kepala dan kedua kaki korban dibuang secara terpisah pada tiga tempat yang tidak berjauhan di wilayah Curug Cigentis, Loji, Pangkalan, Karawang,” paparnya.
Polisi mengerahkan anjing pelacak dalam proses pencarian potongan tubuh korban itu. Hasilnya, ditemukan seluruh potongan tubuh korban di tempat yang ditunjukkan tersangka. “Kami juga telah melakukan prarekonstruksi di tempat kosan korban dan pelaku, tempat korban dieksekusi. Juga di TKP pembuangan golok di Jembatan Sungai Citarum dekat Alun-alun Karawang, serta TKP pembuangan HP korban di irigasi Johar,” beber Hendy.
Kemarin, rekonstruksi pembunuhan SPG cantik Meikarta itu pun dilakukan. Aparat memasang garis polisi di tempat korban dan suaminya tinggal.
Ketua RT setempat, Yuyun Yuningsih, mengatakan bahwa korban bersama suaminya sudah lima bulan mengontrak sepetak rumah di sana. “Korban baru saja kerja di Cikarang. Katanya jadi SPG Meikarta,” ujar Yuyun kepada wartawan.
Menurut Yuyun, di kontrakan itu Nindy hanya tinggal berdua bersama suaminya. “Anaknya baru dua tahun, dititipin sama orang tuanya,” kata Yuyun. (de/feb/run)