METROPOLITAN - Setelah memutuskan mengusung Mayjen Purnawirawan Sudrajat, Partai Gerindra kini masih melobi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk meninggalkan Deddy Mizwar (Demiz).
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengungkapkan, Prabowo Subianto telah menemui pimpinan PKS membahas pemilihan gubernur Jawa Barat (pilgub Jabar). Pihaknya ingin PKS bergabung dan mengajukan kader sebagai Sudrajat, calon gubernur Jabar pilihan Gerindra.
”Ya kita berharap sih kalau sama PKS ya wakilnya kan dari PKS, gitu. Belum tahu nanti bagaimana,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
Jika PKS merapat, Fadli menyebut peluang menduetkan Sudrajat dengan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu terbuka. Sejak lama, PKS memunculkan nama Syaikhu sebagai cawagub di pilgub Jabar. ”Bisa jadi Pak Syaikhu (cawagub Sudrajat, red),” ujarnya.
Kendati demikian, Gerindra masih melihat peluang untuk mengusung Sudrajat sebagai orang nomor satu di Tanah Pasundan. Fadli merasa optimis Sudrajat akan mendapatkan tiket untuk maju di pilgub Jabar meski pencalonannya akan dilakukan pada akhir pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU). ”Nanti kita lihat apakah bisa memenuhi satu persyaratan untuk maju atau tapi kami mah optimis lah Pak Sudrajat mampu bisa,” ujarnya.
Sekadar diketahui, saat ini PKS bersama PAN dan Demokrat telah menjajaki koalisi untuk mendukung Demiz-Ahmad Syaikhu maju di pilgub Jabar. Namun dengan adanya penarikan dukungan Golkar tehadap Ridwan Kamil, Partai Demokrat melakukan manuver politik dengan merayu PPP untuk berkolisi di pilgub Jabar. Ini terkuak saat Wakil Ketua DPD Demokrat Provinsi Jabar Asep Wahyuwijaya mendatangi RY Center untuk bertemu dengan Ketua DPW PPP Jabar di Cibinong.
”Rencana pisahnya kami dengan PKS dan PAN di pilgub Jabar, lalu rencana mundurnya PPP dalam pengusungan Ridwan Kamil selaku calon gubernur Jabar membuat kami mengambil langkah untuk merayu PPP untuk berkoalisi di pilgub Jabar pada 2018,” ujar Asep Wahyuwijaya kepada wartawan, Jumat (22/12).
Ia menerangkan, pasangan Deddy Mizwar dengan UU Ruzhanul Ulum dirasa cukup ideal dan tak kalah dengan pasangan sebelumnya yaitu Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. ”Kang UU bisa melengkapi kekuatan Deddy Mizwar karena suaranya terbilang kuat di wilayah Priangan dan daerah lainnya. Calon pasangan Deddy Mizwar-UU Ruzhanul Ulum ini akan kami ajukan ke DPP masing-masing partai,” terangnya.
Ketua Fraksi Demokrat di DPRD Provinsi Jabar ini menambahkan, tawaran Demokrat kepada PPP untuk berkoalisi tidak hanya di pilgub Jabar, tetapi juga di ajang pemilihan bupati (pilbup) Bogor.
”Saya tadi tawarkan untuk berkoalisi inline atau selaras untuk pilgub Jabar dengan pilbup Bogor yang akan dilakukan secara serentak. Demokrat juga mengusulkan beberapa nama ke Ade Yasin untuk menjadi pendamping yang akan menjadi calon bupati Bogor,” tambah Asep.
Kepada Ade Yasin, Asep meminta tawaran ini bisa diputuskan secara cepat dan tepat karena waktu pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar maupun calon bupati dan wakil bupati Bogor akan segera dibuka KPUD pada tanggal 8/1/18 mendatang.
”Saya sih pengennya tawaran Partai Demokrat ke PPP ini bisa dijawab dengan cepat karena waktu pendaftaran hampir mendekati deadline. Semakin cepat berkoalisi maka semakin cepat kita untuk menerapkan strategi,” pinta anggota Komisi II ini.
Sementara Ketua DPW PPP Ade Yasin menyambut baik tawaran Partai Demokrat untuk berkoalisi, baik di ajang Pilgub Jabar maupun pilbup Bogor pada tahun depan. ”Kami menunggu hingga batas waktu jawaban Ridwan Kamil dan apabila Uu tidak menjadi calon wakil gubernur Jabar, maka PPP akan berkoalisi dengan partai politik lain, salah satunya Partai Demokrat,” kata Ade Yasin.
Ia melanjutkan untuk ajang pilbup Bogor, dirinya berharap Partai Demokrat bergabung bersama PPP dan PKB untuk mengusung dirinya yang akan maju menjadi calon bupati Bogor.