Senin, 22 Desember 2025

DARI GEBUKI KIAI HINGGA SERET ANAKNYA DARI MOTOR

- Sabtu, 10 Februari 2018 | 08:57 WIB

-

Kasus penganiayaan yang dilakukan orang stres kembali terjadi. . Keberadaan orang gila makin meersahkan karena tak segan melukai diri sendiri dan orang lain. Tak cuma kiai dan saudara yang dianiaya, teror orang gila yang belakangan marak  juga tega menyeret  putri kandungnya sendiri.

Baru baru ini di Bogor ramai dibicarakan soal orang gila yang berulah hingga tega membacok saudaranya sendiri. Sulaeman, warga Cigudeg harus mendapatkan luka bacok di bagian pipi setelah saudaranya yang mengalami depresi mengacungkan golok ke arah wajahnya.

Keluarga mengakui kalau pelaku selama ini depresi hingga tega melukai Sualeman yang masih memiliki hubungan saudara.

Tak cuma Sualeman yang jadi korban orang gila. Bahkan, seorang ibu juga tega menyeret anaknya dari atas motor yang dikendarai.  Peristiwa ini juga ramai dibicarakan dan menjadi viral, karena aksinya yang terekam CCTV sontak beredar luas di media sosial.

Adalah S, wanita berusia 30 tahun asal Dusun Balong, Desa Paseban, Kecamatan Bayat Klaten  tega menyakiti anaknya dengan menyeret sang putri dari atas motor. Warga yang mengetahui pun spontan meneriaki pelaku hingga yang bersangkutan mengalami tabrakan. Namun beruntung, putrinya dapat diselamatkan lebih dulu, meski mengalami luka di bagian kaki lantaran terkena aspal.

"Itu orang ibu-ibu umur 30-an (tahun). Namanya S, itu stres. (Peristiwa terjadi) Sekitar jam 5 sore, kemudian diteriak-teriaki warga karena menarik-narik anaknya itu. Terus dilepas," ujar Kapolres Klaten, AKBP Juli Agung Pramono, saat dihubungi detikcom, Jumat (9/2/2018).

"Anaknya setelah dilepas terus diselamatkan sama tetangga, dibawa berobat," lanjutnya.

Kapolres Klaten menyatakan kalau yang bersangkutan tidka diproses hukum karena mengalami gangguan jiwa."Suaminya atau ayah dari anak itu juga nggak lapor. Itu kan stres, tetangga dan keluarganya sudah tahu kalau dia (S) itu stres. Orang stres, gila kan nggak bisa diproses," tutur Juli.

"Anaknya Cuma lecet-lecet biasa. Ke rumah sakit diobati. Terus dibawa pulang," tambah Juli.

Aksi penganiayaan yang dilakukan orang stres, depresi dan sejenisnya  belakangan marak terjadi. Bahkan , teror orang gila tak cuma melukai tapi juga berakibat fatal hingga menghilangkan nyawa orang lain. Seperti yang dialami KH Umar Basri (Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka) dan ustad Purwoto (Komandan Brigade Persatuan Islam) belum lama ini.

Pada 27 Januari 2018, KH Umar tiba-tiba dipukul saat berada di dalam masjid. Akibat kejadian tersebut, wajah ulama berusia 60 tahun itu berdarah-darah. Selang seminggu, kasus penganiayaan ulama oleh orang gila terjadi lagi.

Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis), Ustad Prawoto (40) meninggal usai dianiaya oleh seseorang berinisial AM (45) di kediamannya Blok Sawah RT 01/03 Kelurahan Cigondewah Kidul Kecamatan Bandung kulon, Bandung, Kamis (1/2) pagi.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Santosa, Kopo Bandung untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Namun, takdir bercerita lain hingga akhirnya korban menghembuskan nafas terakhir.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan kronologis kejadian yaitu pelaku menggedor rumah korban kemudian ditegur oleh korban. Namun, kemudian pelaku mengejar korban sambil membawa potongan pipa besi, pada saat korban dikejar terjatuh.

"Pelaku memukuli korban beberapa kali yang mengakibatkan korban mengalami luka patah tangan kiri dan luka terbuka pada kepala," ujarnya

Lantaran banyaknya kasus teror orang gila, di Tasikmalaya polisi sampai menggelar razia terhadap orang gila. Hasilnya dari tujuh orang gila yang diamankan, polisi mendapati ada yang membawa snejata tajam

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X