Minggu, 21 Desember 2025

Kantongi 5 Calon, PDIP Lirik AHY Jadi Cawapres Jokowi

- Rabu, 28 Februari 2018 | 09:09 WIB

-

METROPOLITAN - PDI Perjuangan telah mendeklarasikan diri mengusung Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Sementara calon pendampingnya masih dirahasiakan meski telah mengantongi lima nama calon.

Menurut Politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani Puan, partainya masih mempertimbangkan lima calon tersebut. Sebab, perkembangan kapabilitas calon dari hari ke hari akan terus dipantau.

"Apakah yang bersangkutan (cawapres, red) mempunyai kapabilitas dan kapasitas yang nantinya bisa kita tampilkan sebagai pemimpin yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan capres 2019," jelas Puan.

Puan mengatakan, parpol lain yang sudah mendeklarasikan Jokowi sebagai capres 2019 terus membangun komunikasi dengan PDI Perjuangan. Namun, belum ada satu pun di antara mereka yang mengusulkan nama cawapres. "Belum ada yang kasih nama yang akan maju sebagai cawapres dari partai tersebut untuk kemudian diusulkan," katanya.

Bersamaan dengan itu, nama kader Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mencuat sebagai salah satu calon yang pantas mendampingi Jokowi.

Mengenai hal itu, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira tak menampik bahwa partainya turut melirik kandidat calon wakil presiden dari Partai Demokrat untuk mendampingi Jokowi di 2019.

"Partai Demokrat kan salah satu partai, yang artinya kita lihat sebagai partai nominasi yang cukup besar di republik ini. Yang dalam artian mereka sudah punya calon juga ya nanti akan muncul dalam dialog atau diskusi-diskusi," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (27/2).

Menurut Andreas, nama AHY belum begitu teruji di kancah nasional. Namun, AHY cukup menarik perhatian ketika maju sebagai calon gubernur di DKI lalu. Karena itu, PDIP masih memperhitungkan kans kemenangan apakah dapat mendongkrak suara jika diduetkan dengan Jokowi.

"Saya kira Pak AHY sudah pernah mencoba pilgub DKI dan proses ini juga masyarakat sudah melihat siapa AHY. Tapi kita lihat lah ke depannya apakah cukup dalam kapasitas menghadapi pencapresan yang jauh lebih besar. Kita lihat nanti," katanya.

Meski demikian, dalam menentukan cawapres, PDIP tak hanya menghitung elektabilitas semata, meski hal itu krusial jika berbicara elektoral. Andreas menuturkan, ada kriteria lain yaitu terkait regenerasi tokoh. Hal itu penting, sebab cawapres nanti berpotensi menjadi pimpinan tertinggi berikutnya.

"Kalau kita lihat 2024 itu generasi baru di perpolitikan di Indonesia, sehingga perlu tampil orang-orang yang mempunyai proyeksi untuk jadi pemimpin masa depan Indonesia. Sehingga, cawapres itu juga menjadi faktor yang menentukan di dalam pencapresan," jelasnya.

Terkait pertemuan PDIP dengan AHY sendiri, menurut Andreas, belum terjadi. Sementara di kader internal sendiri masih menunggu perkembangan terkait AHY. "Kita dialog lah, kita terbuka melakukan komunikasi tapi semuanya belum ada yang pasti. Kita lihat bagaimana perkembangan proses ini ke depan," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, AHY pas dengan kriteria calon wakil presiden untuk PDIP. "Kemudian mengenai kriteria-kriteria, setiap parpol punya kriteria sendiri. Dan kriteria yang disebutkan, ya syukur Alhamdulillah kami juga bangga karena ini pas kepada AHY. Dan kami mohon doa restu dari semua masyarakat Indonesia, semoga Mas AHY bisa kemudian memimpin," kata Nurhayati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/2).

Demokrat, jelasnya, masih belum menentukan AHY akan menjadi calon presiden atau wakil presiden. Sebab, saat ini perkembangan politik sangatlah dinamis. "Itu kami belum menentukan bagaimana ke depannya. Tapi kalau Mas AHY sekarang sudah dilantik sebagai Ketua Kogasma untuk pemenangan, jadi beliau punya kekuatan yang besar terhadap pemenangan Partai Demokrat," ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X