Senin, 22 Desember 2025

Butuh 2 Hari Usut Dalang Kerusuhan Brimob

- Jumat, 11 Mei 2018 | 08:23 WIB

-
METROPOLITAN - Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Rumah Tahanan Cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, setelah para napi teroris menyerahkan diri. Olah TKP untuk mencari barang bukti yang digunakan para narapidana teroris menyandera dan melukai korban yaitu para petugas polisi. "Tempat ini sedang olah TKP, segera dibereskan malam ini juga," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mako Brimob, Kamis (10/5).

Jenderal Tito tiba di Rutan Mako Brimob sekitar pukul 18:00 WIB. Ia sempat menyebutkan bahwa Mako Brimob idealnya diisi 64 tahanan dan maksimal 99 tahanan. "Ini saya baru tahu sampai 155 orang, jadi sangat sumpek sekali," ucap Tito.

Insiden kerusuhan di Mako Brimob menewaskan lima anggota polisi dan satu narapidana terorisme. Kapolri turut berbelasungkawa atas meninggalnya kelima anggotanya dalam kerusuhan Mako Brimob.

"Anggota kita yang gugur, anggota ini sebenarnya bukan tim pendindak atau pemukul. Mereka tim pemberkasan. Mereka juga punya senjata perorangan. Itu yang dirampas," jelas Kapolri.

Ia pun mengakui tak langsung memerintahkan personelnya langsung menyerbu tahanan terorisme yang memberontak di Markas Komando (Mako) Brimob, Depok. "Saat itu kami memang memiliki opsi. Opsi kami langsung masuk atau opsi kami untuk memberikan warning dulu beberapa waktu," kata Tito di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).

Ia mengatakan, polisi tak langsung menyerbu narapidana teroris lantaran di antara 155 orang itu terjadi pro dan kontra. Tito menyatakan di antara 155 narapidana teroris itu ada kubu yang tak menginginkan terjadinya kerusuhan serta penyanderaan.

Karena itu, polisi berupaya menjaga agar mereka yang tak menginginkan terjadinya kerusuhan tetap selamat. Untuk menjaga agar mereka tetap selamat, Tito menginstruksikan polisi mengultimatum mereka supaya menyerahkan diri.

"Sehingga saya sampaikan kepada Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa ada situasi seperti itu dan kami berikan warning. Dan kami meminta izin. Saya paham tindakan tegas sudah dilakukan, namun karena di dalam ada pro dan kontra sehingga akhirnya kami berikan warning," ucap Tito.

"Sampai dengan pagi ini, Kamis pagi, satu sandera, anggota polisi, ini Brigadir Iwan Sarjana dilepas oleh mereka. Dan besoknya (paginya, red) mereka kemudian keluar menyerahkan diri," lanjut Tito.

Sementara itu, Polri juga masih menelusuri dalang rusuh di Rutan Cabang Salemba area Mako Brimob, Depok, yang berujung pada penyanderaan polisi. Menurut Wakpolri Syafruddin, proses investigasi membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mencari tahu dalang kerusuhan.

"Ini masih investigasi, ini masih simpang siur sekarang siapa pelaku, siapa yang diam, siapa yang melakukan. Ini masih dalam proses, perlu waktu 2-3 hari," kata Syafruddin.

Selain mencari tahu siapa otak pelaku, Polri menyelidiki jaringan teroris mana yang terlibat dalam kerusuhan ini. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia tak memberi tempat untuk terorisme dan upaya-upaya yang mengganggu keamanan negara.

"Perlu saya tegaskan, negara dan seluruh rakyat tidak pernah takut dan tidak pernah memberi ruang kepada terorisme, kepada upaya-upaya yang mengganggu keamanan negara," ujar Jokowi di Istana Bogor.

Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha) Azmi Syahputra menilai kerusuhan di Rutan Mako Brimob bukan semata masalah makanan, melainkan ada masalah besar yang harus diungkap.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X