Minggu, 21 Desember 2025

Sudah 7 Bocah Tumbal Bom ‘Ibu Setan’

- Selasa, 15 Mei 2018 | 09:24 WIB

-
Kasus bom bunuh diri yang melibatkan anak lagi-lagi merenggut nyawa. Setelah empat anak pelaku bom di tiga gereja tewas pada Minggu (13/5), kasus serupa kembali terjadi di Markas Polrestabes Surabaya, Senin (14/5). Bocah-bocah ditumbalkan orang tuanya untuk membawa bom ‘ibu setan’.

Teror bom bunuh diri di Surabaya dalam dua hari terakhir memunculkan fenomena baru. Bukan hanya soal bahan peledak yang digunakan tapi juga cara liciknya yang memanfaatkan anak-anak sebagai 'pengantin' bom bunuh diri.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan fenomena bom bunuh diri bukanlah hal baru. Bom bunuh diri yang melibatkan wanita juga bukan hal pertama di negeri ini. Namun ia mengakui aksi kali ini yang berhasil.

Pada Tahun Baru, aparat kepolisian berhasil menghentikan bom bunuh diri oleh Novi di Jakarta. Novi berhasil ditangkap dalam keadaan hamil dan dibawa ke Rutan Mako Brimob. Beberapa bulan kemudian Novi melahirkan bayi.

Waktu melahirkan, Novi ditolong dan diurus salah satu anggota polwan, Sulastri. Sulastri adalah polisi asal Kalimantan yang sempat jadi sandera ketika para narapidana di Lapas Cabang Salemba di Mako Brimob beraksi pada pekan lalu.

“Ini fenomena serangan bunuh diri oleh wanita bukan yang pertama di dunia. India dulu dikalungkan bunga ternyata bahan peledak. Suriah dan Irak, termasuk di ‘website’, mereka ada,” paparnya.

Namun, fenomena menggunakan anak-anak baru pertama kali di Indonesia untuk usia sembilan dan 12 tahun. Namun dalam dunia terorisme internasional, hal ini juga pernah terjadi.

“Di ISIS, mereka sudah melakukan di Suriah menggunakan anak-anak. Memprihatinkan. Perkembangan seperti ini dan ini tidak terkait agama tapi ini terkait dengan jaringan dalam negeri, regional, Filipina dan Timur Tengah, kita akan bekerja lebih keras lagi untuk menangani ini,” ucapnya.

Sekadar diketahui, pada Minggu (13/5), bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya melibatkan anak-anak. Bom bunuh diri ini dilakukan seorang ayah-ibu bersama empat anaknya.

Bom bunuh diri yang terjadi di Mapolresta Surabaya ini lebih edan lagi. Bagaimana tidak, pelaku bom bunuh diri yang terjadi pada Senin (14/5/2018) juga satu keluarga.

Mereka satu keluarga yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan ketiga anaknya. Dari kelimanya, empat di antaranya tewas akibat bom yang meledak tersebut.

“Pelaku ledakan ini satu keluarga juga. Kartu keluarganya satu, isinya lima orang. Semuanya berangkat dengan dua motor. Satu yang kecil terlempar, selamat. Sekarang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin di Surabaya, Senin (14/5).

Kapolri Tito Karnavian membenarkan semuanya berasal dari satu keluarga. Pelaku membawa dua sepeda motor dan bom peledak. “Ada lima orang. Mereka ini masih satu keluarga, lagi masih diidentifikasi oleh kita,” ujar Tito.

Dalam aksinya, lima orang itu meledakkan diri dan empat di antaranya meninggal dunia. “Mereka mau masuk dan penjagaan cukup ketat. Saat disetop, ada mobil anggota masuk kemudian ada ledakan. Empat orang meninggal, anak tersebut terlempar masih selamat,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X