METROPOLITAN - Dicap sebagai disabilitas tak lantas membuat Ahmad Sobandi (28) meratapi nasibnya. Di tengah keterbatasannya yang tak bisa bicara dan mendengar, putra sulung pasangan Ecin Kuraesin (53) dan Arna Sumarna (58) berhasil menciptakan karya luar biasa di bidang teknologi.
Kreatifitas memang tanpa batas. Walau bisu dan tuli, nyatanya Ahmad punya keahlian merakit robot yang patut diacungi jempol.
Anak muda asal Cilegong Utara, Jatiluhur, Purwakarta itu bisa membuat robot dari barang-barang sederhana. Mulai dari penjepit kertas, kabel, baterai, alat solder, dan tang menjadi barang utama Ahmad membuat robot sederhananya.
Sudah tiga tahun terakhir, lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB) setingkat SMP itu menggeluti dunia robotika sederhana. Pada dua tahun awal kreasinya, Ahmad sering kali bongkar pasang hasil jadi robot-robotannya.
"Dulu, sih, setelah robotnya jadi, enggak lama sama dia langsung dibongkar lagi untuk bikin robot baru. Mungkin karena keterbatasan bahan dan alat," ujar Encin.
Oleh karena itu, di ruang kerja khususnya itu hanya terdapat sekitar tujuh robot. Sebelumnya robotnya tidak pernah ada yang awet atau benar-benar disimpan.
Lima diantaranya adalah robot laba-laba dengan berbagai mekanik penggerak yang bertenaga baterai handphone bekas.
Agar robotnya tidak monoton dalam bentuk rangka, ia memberi lampu pada robotnya. Ecin bercerita robot pertama yang diperlihatkan adalah mekanik gorden di rumahnya agar otomatis terbuka dan tertutup menggunakan remote.
Setelah keberhasilan membuat seluruh keluarga di rumahnya kagum akan gorden yang bisa bergerak sendiri. Ahmad pun semakin bertekad membuat robot-robot lainnya.
"Berawal dari situlah mungkin Ahmad semakin semangat. Mulai dari payung bekas, handphone bapaknya, radio hingga pemotong bawang milik saya dia bongkar untuk dijadikan robot," ucap dia.
Meski begitu, dia pun menilai positif kegiatan putra kebanggaannya itu meski sering kali kesal karena barangnya dibongkar.
Saking tekunnya, Ahmad tidak jarang lupa akan waktu saat tangannya membuat atau memperbaiki robot.
"Kalau sudah depan mejanya, dia bisa sampai seharian penuh. Istirahatnya hanya buat salat saja, makan pun kadang lupa," katanya bercerita.
Karena keahliannya membuat robot, kini Ahmad membuka jasa servis handphone.