Minggu, 21 Desember 2025

Musim Culik Tiba, Anak Sekolah Jadi Incaran

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 10:25 WIB
INTEROGASI: Korban penculikan tengah diinterogasi Kadisdik Kota Bogor.
INTEROGASI: Korban penculikan tengah diinterogasi Kadisdik Kota Bogor.

METROPOLITAN -  Adanya kabar penculikan siswa SDN Tajur 02 pada Selasa (6/8) sontak membuat kaum ibu khawatir. Terlebih modus penculikan ini bukan hanya diiming-imingi jajan atau uang. Pelakunya bahkan menghipnotis korban agar menuruti permintaannya. Seperti GFR (10), siswa kelas V SDN Tajur 02, yang berhasil melarikan diri dari orang yang telah membawanya dari sekolah.

Kejadian itu bermula saat GFR tengah asyik jajan di luar sekolah saat jam istirahat. Tiba-tiba seseorang datang menggunakan masker lalu menepuk bahu GFR. Tanpa disadari, bocah lugu itu langs­ung menuruti segala sesuatu yang dikatakan dan diperin­tahkan orang misterius terse­but.

Beruntungnya GFR masih bisa melarikan diri lantaran pelaku saat itu mampir ke tempat pengisian bahan bakar. “Karena bensin motor pelaku habis, mereka mampir dulu isi bensin di kawasan Tajur. GFR yang saat itu setengah sadar langsung melarikan diri ke perkampungan sekitar,” kata Wakapolsek Bogor Timur AKP Yuni Astuti saat dikonfir­masi Metropolitan, kemarin.

GFR yang saat itu ditemukan warga dalam kondisi setengah sadar langsung diamankan warga Kampung Tajur, RT 01/01. Warga yang kebetulan alumni SDN Tajur tersebut memba­wanya ke Gereja Zebaoth se­suai permintaan GFR. “Dia­mankan warga sekitar pukul 12:00 WIB. Diantar ke gereja sekitar pukul 12:45 WIB,” sam­bung Yuni.

Hilangnya bocah itu diketa­hui pihak sekolah ketika masuk jam pelajaran usai istirahat. GFR tak kunjung tampak di ruang kelasnya hingga mem­buat sang guru kebingungan. Seluruh pihak sekolah pun tak ada yang mengetahui kebera­daan GFR. Merasa ada yang janggal, pihak sekolah kemu­dian mencoba mengonfir­masi keluarga bocah tersebut.

“Akhirnya pihak sekolah me­nelepon ibu anak itu untuk memastikan apakah si anak pulang. Tapi di rumah juga ternyata tidak ada. Si ibu lalu datang ke sekolah dan diantar ke polsek untuk melapor ke­pada kami,” bebernya.

Ketika mendapat telepon dari sang anak bahwa dirinya berada di gereja sekitar pukul 13:00 WIB, sang ibu yang kala itu didampingi pihak sekolah, Polsek Bogor Timur dan Dinas Pendidikan (Disdik) langsung datang ke lokasi untuk men­jemputnya. Beruntung tak ada luka tanda kejahatan di tubuh GFR. Hanya sebatas trauma kecil usai kejadian tersebut.

Kasus penculikan pelajar di Kota Bogor bukanlah kali per­tama. Sebelumnya beberapa kasus sempat terjadi, seperti yang dialami RI (7) yang dicu­lik bekas sopir keluarganya pada 2018. Modus pelaku me­minta sopir antar-jemput se­kolah menurunkan RI di se­kitar Jalan Pajajaran, dengan alasan akan diajak ke salah satu mal untuk mendapatkan kejutan dari orang tuanya. Saat di mobil antar-jemput sekolah, saksi (sopir sekolah, red) me­nanyakan kepada RI mengenai S. Setelah mendapatkan kon­firmasi pembenaran, saksi menurunkannya di tengah jalan.

-

Selama penculikan, pelaku mengaku membawa RI ber­keliling Bogor. Selain itu, ia juga menghubungi orang tua RI untuk meminta sejumlah uang tebusan. Sang anak hanya mengalami syok. Namun de­mikian, ia memastikan korban tidak mendapat perlakuan tidak menyenangkan atau ke­kerasan.

Begitu juga yang dialami AA (11), siswa kelas F SD Al Kaut­sar, Bantarjati, Bogor Utara, pada 2016 silam. Seorang saksi, Icha (40), warga Bantar­jati, Bogor Utara, mengatakan bahwa penculikan itu terjadi sekitar pukul 17:00 WIB. Pen­culikan itu berawal saat AA dan teman-temannya bermain sepeda.

Saat AA berada di TPU Bo­jongenyod, tiba-tiba pria de­wasa menyergap AA dari bela­kang dan membekapnya se­hingga AA tak sadarkan diri. Ketika berada di Jalan Pajaja­ran, di depan RS PMI Bogor, AA sadar. Bocah itu lalu beru­saha melepaskan ikatan di kakinya, kemudian melompat dari mobil. ”Dari keterangan korban, pelakunya dua pria dewasa. Mereka menggunakan mobil Ford Ranger,” beber Icha.

Saat melompat dari mobil, lanjut Icha, AA ditolong warga yang hendak ke RS PMI. AA kemudian dibawa warga ke Perumahan Indraprasta, te­patnya di dekat Masjid Al Mus­limun. Oleh satpam setempat, AA diantar ke rumah orang tuanya.

”Kondisi anaknya sekarang baik-baik saja. Dari keterang­an anaknya, dia sempat men­dengar pelaku berbicara dengan seseorang di telepon. Pelaku meminta rekannya menunggu di Giant karena sudah dapat satu anak. Sepeda AA dibawa pelaku,” paparnya.

Maraknya penculikan bocah di Bogor membuat Disdik Kota Bogor bereaksi cepat. Kadisdik Kota Bogor Fahrudin mengaku telah menginstruk­sikan sekolah agar lebih was­pada lagi. Ia juga meminta pihak sekolah selalu menga­wasi para peserta didiknya, baik dalam kelas maupun saat di lingkungan sekolah, se­perti sedang istirahat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X