Khofifah mengaku saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk mendirikan dapur umum.
”Saya juga koordinasi BPBD Jawa Timur agar langsung turun melakukan evakuasi dan mendirikan dapur umum. Sesuai koordinasi dengan bupati Lumajang, dapur umum dianjurkan di Pronojiwo. Khususnya daerah yang dekat dengan Desa Supiturang yang terdampak paling parah,” jelas Khofifah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto terus berkoordinasi dengan semua pihak; TNI, Polri, BPBD Kabupaten Lumajang, dan relawan.
”Menyiapkan logistik dan tempat pengungsian sesuai perkembangan di lapangan, serta mencari informasi bilamana ada warga yang hilang atau terpisah dari keluarganya. Tak lupa membagi dan mengingatkan warga untuk menggunakan masker serta mengecek kesehatannya,” kata Gatot.
Sementara itu, di Cianjur, pascagempa 5,6 magnitudo mengguncang, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut sebanyak 67.000 rumah mengalami kerusakan akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Setidaknya, sekitar 27.000 rumah rusak berat, 11.000 rusak sedang, serta 22.000 rusak ringan.
Basuki mengatakan, rumah rusak berat dan sedang ditangani Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam hal ini, BNPB menggelontorkan dana stimulan sebesar Rp10 juta—Rp25 juta untuk menangani rumah dengan klasifikasi tersebut. Bagi rumah dengan kerusakan berat, nantinya bisa dibangun sendiri di tanahnya atau direlokasi karena menjadi rekomendasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
”Sekarang, kita sudah siapkan relokasinya di dua tempat. Satu di Kota Cianjur 2,5 hektare, sekarang sudah jalan untuk sekitar 200 rumah. Yang 30 hektare kita land clearing mulai hari ini (kemarin, red) untuk sekitar 2.400 rumah,” terangnya.
Ia memastikan semua akan diselesaikan sebelum Hari Raya Idul Fitri pada April mendatang.
”Sehingga, hari raya (Idul Fitri, red) pada April, mereka sudah menempati rumah barunya. Termasuk gedung-gedung sekolah, masjid, gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan puskesmas-puskesmas. Kita akan prioritaskan, kita mulai rehabilitasi,” sambung Basuki.
Sementara itu, terkait pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban gempa, Kementerian PUPR pun tengah memulai pembersihan dan penyiapan lahan relokasi.
”Kami menugaskan PT Brantas Abipraya untuk segera bekerja. Lokasinya di Cilaku sekitar 2,5 hektare dan Mande sekitar 30 hektare,” jelasnya.
Huntap tersebut akan dibangun menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang telah terbukti berhasil membuat bangunan dua sekolah di Cianjur tetap kokoh berdiri pascagempa melanda.
”Stok yang tersedia saat ini sekitar 2.400 unit Risha, dan kita akan pasang seluruhnya di Cianjur dengan target tuntas sebelum Lebaran 2023,” pungkasnya. (feb/run)