METROPOLITAN.ID - Disela-sela kesibukan menghadapi Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, Anggota MPR RI, H Ecky Awal Mucharam mengadakan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Kota Bogor baru-baru ini.
Kegiatan yang diikuti oleh para tokoh masyarakat, guru dan juga kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dilaksanakan di Aula Utama Kantor PKS Kota Bogor.
Pada kesempatan tersebut, Ecky Awal Mucharam mengajak tokoh masyarakat dan para kader untuk selalu taat pada etika bernegara dan konstitusi yang sudah disepakati oleh para pendiri bangsa ini.
Dan generasi muda sebagi generasi penerus bangsa harus diingatkan untuk memahami betul konstitusi Negara kita.
‘’Kita sudah mempunyai konstitusi yang mesti kita jaga bersama demi keberlangsungan kita bernegara, konstitusi yang kita miliki yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) Tahun 1945 yang merupakan hasil konsensus bersama,” kata Ecky Awal Mucharam.
"Karena itu, UUD NKRI Tahun 1945 wajib menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini perlu kita pahami dan wariskan terus kepada generasi muda agar siap mengambil alih estafet kepemimpinan di negeri ini,’’ sambung dia.
Dalam paparannya, Ecky Awal Mucharam juga mengingatkan peserta disaat Pemilu ini tentunya masyarakat diberikan kesempatan untuk memilih calon wakil rakyat yang akan memperjuangkan aspirasi rakyat di DPR, dan yang akan bisa mengawal konstitusi supaya tetap berada dalam jalur yang benar.
“Pilihlah wakil rakyat yang benar-benar taat konstitusi dan bisa mengawal dan menjaga konstitusi yang menjadi panduan kita berbangsa dan bernegara, sehingga tujuan kita bernegara yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dapat tercapai,” pesannya.
Dampak Pemilu tentunya akan ada polarisasi di masyarakat, hal ini dapat dimaklumi karena masyarakt diberikan kebebasan menyuarakan pendapat dan aspirasinya, tetapi jangan sampai polarisasi ini memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, apalagi sampai terjebak kepada fanatisme golongan.
Sementara para pendiri bangsa ini telah berjuang dengan segenap jiwa raga untuk mempersatukan Indonesia.
Untuk itu, perbedaan suku, bahasa hingga warna kulit bahkan agama seharusnya menjadi satu keistimewaan keberagaman yang dimiliki negeri ini.
Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa Indonesia telah menjelaskan, kita berbeda namun satu. Karena perbedaan yang ada di tengah masyarakat bukan untuk dibeda-bedakan, tetapi merupakan keberagaman yang memperkuat persatuan.
“Maka menjadi tugas kita bersama utamanya orang tua, guru dan tokoh masyarakat termasuk entitas politik untuk memberi teladan selain memberikan pemahaman pada generasi muda tentang implementasi persatuan dalam keberagaman,’’ pungkas Ecky Awal Mucharam. (rez)