Minggu, 21 Desember 2025

Mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Unida Belajar Bersama Wartawan di Kelas Praktisi Mengajar

- Kamis, 18 Desember 2025 | 14:59 WIB
Dalam mata kuliah bahasa jurnalistik, mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Unida belajar bersama wartawan di kelas praktisi mengajar (Dok pribadi)
Dalam mata kuliah bahasa jurnalistik, mahasiswa Sains Komunikasi FISIP Unida belajar bersama wartawan di kelas praktisi mengajar (Dok pribadi)

METROPOLITAN.ID - ‎Program Studi Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda (Unida), melalui mata kuliah Bahasa Jurnalistik menghadirkan praktisi wartawan sebagai pemateri dalam kegiatan Praktisi Mengajar yang mengusung tema "Kata, Berita, dan Dunia Maya", Kamis 18 Desember 2025.

Wartawan sekaligus videografer Metropolitan.id Ahmad Jiddan hadir sebagai pemateri dalam kelas Bahasa Jurnalistik Program Studi Sains Komunikasi.

Ia juga merupakan lulusan FISIP Universitas Djuanda angkatan 2018, sehingga materi yang disampaikan dinilai relevan dan aplikatif dengan kebutuhan mahasiswa.

Baca Juga: Diduga Lakukan Pencabulan Terhadap Lima Remaja, Kepala Sekolah di Pangandaran Diamankan Warga

‎Kaprodi Sains Komunikasi FISIP Unida, Drs. Undang Suryatna, M.Si., menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Ahmad Jiddan yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa.

‎Ia juga berpesan agar mahasiswa mampu menyerap materi yang disampaikan dengan baik, mengingat pemateri merupakan alumni FISIP yang telah terjun langsung ke dunia jurnalistik profesional.

‎“Saya berharap mahasiswa bisa menyambut dan mencerna materi dengan baik,” ujar Undang.

Baca Juga: Kasus Pembakaran Warung di Kalibata Masuki Babak Baru, Pelaku Teridentifikasi

‎Kelas dibuka dengan sesi perkenalan pemateri yang disambut hangat oleh mahasiswa FISIP.

Ahmad Jiddan membawakan materi dengan gaya komunikasi khas generasi Z sehingga suasana kelas terasa santai namun tetap substansial. Hal tersebut membuat materi mudah diterima dan dipahami oleh mahasiswa.

‎Dalam pemaparannya, Jiddan turut membagikan pengalaman selama berkarier sebagai jurnalis, termasuk nilai-nilai profesionalisme yang harus dijunjung tinggi oleh wartawan.

‎“Serendah-rendahnya jurnalis, ketika berhadapan dengan presiden kita setara dengan presiden, begitu pun ketika berhadapan dengan tukang becak,” ujar Jiddan.

‎Tidak hanya membahas sisi suka, diskusi juga menyentuh sisi duka profesi wartawan.

Salah satunya disampaikan melalui pertanyaan dari Mahasiswi Sains Komunikasi Listya Eka Putri, mengenai pengalaman paling berat yang pernah dialami pemateri selama menjadi jurnalis.

‎Menanggapi hal tersebut, Jiddan menjelaskan bahwa fleksibilitas waktu kerja menjadi tantangan tersendiri bagi wartawan.

‎“Dukanya, kulit semakin menghitam karena jam kerja yang fleksibel. Jam 12 malam pun masih bisa bekerja, dan tidak peduli dengan intervensi,” tambah Jiddan sambil tertawa.

Dalam materinya, Ahmad Jiddan menekankan pentingnya penguasaan keterampilan dasar yang wajib dimiliki calon jurnalis. Menurutnya, rasa percaya diri dan keberanian menjadi modal utama karena wartawan akan berhadapan dengan beragam karakter narasumber di lapangan.

Selain itu, pemahaman mendasar terhadap unsur 5W+1H juga dinilai krusial agar mahasiswa mampu merangkai tulisan jurnalistik secara runtut dan logis.

Jiddan menambahkan bahwa menulis adalah bagian dari jam kerja yang membutuhkan proses, di mana intuisi akan terasah seiring pengalaman dan jam terbang di lapangan.

"Untuk menjadi wartawan minimal kita mengerti 5W+1H, biar bisa merangkai tulisan dengan baik," ungkapnya.

‎Kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam bagi mahasiswa. Salah satu mahasiswa FISIP, Khalil Alkhairi mengungkapkan bahwa kelas Bahasa Jurnalistik kali ini terasa berbeda karena diisi langsung oleh praktisi wartawan.

‎“Sangat amat mengesankan bagi saya, terutama di kelas Bahasa Jurnalistik yang diisi oleh wartawan langsung yang merupakan abang-abangan dari FISIP,” ujar Khalil.

‎Melalui kegiatan ini, Program Studi Sains Komunikasi FISIP Universitas Djuanda berharap mahasiswa tidak hanya memahami teori jurnalistik, tetapi juga mendapatkan gambaran langsung mengenai tantangan, etika, dan realitas kerja wartawan di lapangan sebagai bekal menghadapi dunia kerja ke depan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X