METROPOLITAN.id - Proyek pembangunan toilet di dua sekolah setingkat SMPN Kota Bogor menuai persoalan. Musababnya, anggaran pembangunan toilet yang mencapai Rp200 juta persekolahnya itu dinilai tidak wajar.
Hal itu seperti diungkapkan Pengamat Kebijakan Publik, Yus Fitriadi. Menurut dia, dengan anggaran sebesar Rp200 juta, seharusnya itu sudah bisa membuat dua ruang kelas baru.
"Bagi saya anggaran sebesar itu hanya untuk toilet dua sekolah sangat tidak wajar. 200 juta itu sudah jadi 2 ruang kelas baru, bukan hanya untuk pembangunan toilet, atau (bisa) untuk pembangunan toilet di 5 sekolah," kata Yus Fitriadi kepada wartawan, Selasa 3 Oktober 2023.
Selain itu, dilanjutkan Yus Fitriadi, namanya sekolah negeri sudah pasti mempunyai toilet yang memadai. Kalaupun ada supporting dana untuk toilet seharusnya hanya untuk rehab atau renovasi.
"Masih banyak lembaga pendidikan yang belum mempunyai toilet yang memadai. Oleh karena itu saya berharap pihak pemeriksa keuangan, baik inspektorat maupun BPK 'melototin' penggunaan anggaran tersebut," ucap dia.
"Syukur-syukur masih bisa diubah, misalnya didistribusikan kepada sekolah yang betul-betul membutuhkan anggaran toilet tersebut," ujar Yus Fitriadi.
Diketahui, jika menilik dari laman LPSE Kota Bogor, proyek pembangunan toilet itu dilakukan di SMPN 9 dan SMPN 17 Bogor. Di mana, masing-masing pembangunan memiliki pagu anggaran sebesar Rp200 juta melalui APBD Kota Bogor 2023.
Adapun, proyek pembangunan yang dilelang melalui tahap non tender itu sudah memiliki pemenang, dan telah dilakukan pengerjaan. (rez)