METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mencatat ada sebanyak 500 rumah rusak imbas bencana alam yang terjadi di wilayah Kota Bogor selama tiga hari, sejak 31 Oktober hingga 2 November 2023.
Dari 500 rumah rusak akibat hujan deras disertai angin kencang itu terbagi atas rusak ringan, sedang hingga berat.
Wakil Wali Kota Bogorx Dedie A Rachim mengatakan, bagi masyarakat yang rumahnya mengalami rusak ringan atau hanya sebagian kecil, diminta untuk menanggulangi secara pribadi.
Sebab, penanganan secara swadaya akan lebih cepat ketimbang menunggu intervensi dari pemerintah.
“Kita membutuhkan waktu dan rencananya kita akan intervensi. (Tercatat) sekitar 500 rumah terdampak mulai dari kerusakan ringan sampai berat, kita sedang mengajukan BTT (belanja tidak terduga) untuk perbaikan rumah yang memang terdampak dan rusak berat saja,” kata Dedie A Rachim.
Wakil Wali Kota Bogor menyebut, dari total 500 rumah rusak itu ada yang terkena dahan pohon, hingga atap terbang karena angina kencang.
“Tentu tidak bisa semuanya kita intervensi tetapi yang kerusakan berat sedang didata oleh BPBD,” ucap Dedie A Rachim.
Dilanjutkan Wakil Wali Kota Bogor, bagi masyarakat yang rumahnya terdampak dan harus mengungsi maka melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor akan mengalokasikan BTT untuk mendapatkan hunian sementara selama dua bulan.
“Nanti selanjutnya bisa dipindahkan ke Rusunawa, bukan (perbaikan) hanya kontrakan saja, dan nanti untuk perpanjangannya kalu belum bisa ditangani dipindahkan ke rusunawa,” ujar Dedie A Rachim.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, BPBD menyiapkan hunian sementara bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat dan tidak bisa ditempati.
“Bukan perbaikan, kalau perbaikan ranahnya di Perumkim, jadi nanti ini Perumkim mendata intervensi mereka itu terkait dengan perbaikan itu di mereka, kalau BPBD lebih ke hunain sementaranya saja,” kata pria yang akrab disapa Theo.
Menurut dia, 500 rumah rusak imbas hujan deras disertai angin kencang itu terebar di empat kecamatan yang ada di wilayah Kota Bogor.
“Yang tidak terdampak itu Kecamatan Timur sama Selatan, jadi 4 kecamatan sisanya, dan paling banyak di Barat dan Tanah Sareal, Tengah sama Kecamatan Bogor Utara sedikit,” ungkap dia.
“Kalau hanya sekedar atap merosot perbaiki, tapi kalau yang bener-benar ambruk, (penghuninya) tua renta tidak berdaya itu paling kan 10-20, nah itu yang kita huntarakan, jadi ga semua 500 itu,” tandas Theo. (rez)