"Kerjasama ini akan berlangsung selama 3 tahun, dan pelatihan ini gratis," papar dia.
Sebagai permulaan, pelatihan akan dilakukan di Bogor dan akan berkembang ke Bandung, Malang dan Jogja.
"Ada empat lokasi pelatihan. Tapi sekarang fokus di Bogor dulu," ujar dia.
Sementara itu, Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Susu, Prof. Epi Taufik mengatakan, program kerjasama ini memberikan pendampingan, pelatihan, khususnya bagi peternak kecil dan menengah, supaya mereka dapat meningkatkan produktivitas susu sapi perah mereka.
Berdasarkan data BPS, sapi perah rakyat itu sekitar 12,5 liter per ekor per hari, sehingga melalui edukasi untuk peternak sapi perah Indonesia dapat ditingkatkan 15 atau 20 liter.
"Karena sapi perah itu saat ini 85 persen ada di peternak rakyat yang hanya 2 sampai 5 ekor. Dan rata rata usia peternak sapi perah kita itu 56 tahun. Secara pendidikan mereka tidak berlatar belakang pendidikan peternakan atau kedokteran hewan, rata rata karena keturunan," ucap Prof. Epi.
"Sehingga secara teknologi pengetahuan berternak baik, meningkatkan produksi susu, kenyamanan sapi itu, mereka kurang paham. Selama ini proses pendampingan hampir bisa dikatakan sangat kurang," sambungnya.
Apalagi dengan adanya program MBG yang baru saja diluncurkan pemerintah, secara otomatis akan ada penambahan kebutuhan konsumsi susu.
"Makanya tadi, dikatakan oleh direktur kesehatan hewan, ada program importasi 1 juta ekor sapi perah selama 5 tahun. Itu dalam rangka meningkatkan produksi. Ini kan harus didampingi," tandas Prof Epi. (rez)