bogor-raya

Generasi Muda Kota Bogor Dorong Sistem Pangan Perkotaan yang Tangguh, Inklusif, dan Berdaulat

Selasa, 25 Februari 2025 | 17:09 WIB
KRKP bersama Pemerintah Kota Bogor menyelenggarakan diskusi publik Pangan Kota Kita dan dihadiri generasi muda (Muhamad Fahriza Permana)

METROPOLITAN.ID - Dalam upaya memperkuat sistem pangan Kota Bogor, KRKP bersama Pemerintah Kota Bogor menyelenggarakan diskusi publik Pangan Kota Kita yang dihadiri 39 institusi disekitar Kota Bogor pada 25 Februari 2025.

Direktorat Pangan dan Pertanian pada Bappenas Ifan Martino menyatakan bahwa pemerintah kota penting juga untuk ikut dan meratifikasi Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) sebagai salah satu bentuk komitmen mewujudkan kota dengan sistem pangan yang tangguh.

“Dalam National Strategic Pathway telah ada arah regionalisasi sistem pangan. Kerangka transformasi ini diharapkan mampu menguatkan sistem pangan yang lebih lokal dengan visi transformasi pangan sehat dan bernutrisi, inklusif, berkadilan, tangguh, berkelanjutan” ujarnya.

Baca Juga: Lansia Terperosok dari Tebingan Setinggi 5 Meter ke Sungai Ciliwung Bogor, Kepala hingga Kakinya Terluka

Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia pada BAPPERIDA Kota Bogor Ara Wiraswara mengungkapkan bahwa Kota Bogor telah meratifikasi MUFPP, sebagai bentuk keseriusan pemerintah Kota dalam mengelola sistem pangan perkotaan.

Isu pangan bagi Kota Bogor sangat penting karena tantangan yang ada dan kekhasan yang dimilikinya.

“Kota Bogor telah berupaya mengidentifikasi kebutuhan pangan, cadangan pangan dan situasi pangan (gizi) Kota Bogor. Ini dilakukan karena ada beberapa isu strategis pangan Kota Bogor berkaitan erat dengan isu stunting yaitu: pengelolaan pedagang kaki lima (PKL), pemantauan harga & pasokan pangan, pengelolaan food loss dan food waste, pemenuhan konsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang aman halal, serta integrasi tata kelola pangan,” ungkap dia.

Baca Juga: Lawan Persebaya vs Persib, Paul Munster Minta Bonek Penuhi Stadion Gelora Bung Tomo

Di tempat yang sama, Direktur Kewasapadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional Nita Yulianis, M.Si, mengemukakan bahwa isu food loss dan food waste juga menjadi salah satu komponen yang perlu dikelola dalam sistem pangan perkotaan. Sub system ini menjadi salah satu tantangan yang ada saat ini karena belum banyak dilakukan.

Namun demikian saat ini sudah mulai tumbuh berbagai inisiatif di berbagai kota mengangani soal ini.

“Penanganan limbah pangan sangat penting dan dapat melibatkan banyak pihak termasuk anak muda. Generasi muda dapat berperan dalam upaya penyelamatan pangan dalam mencegah dan mengurangi sisa pangan melalui 3 aksi: menjadi agen stop boros pangan, kampanye stop boros pangan dan membangun sinergi serta kolaborasi dengan para pihak,” terangnya.

Baca Juga: Lawan Persebaya vs Persib, Paul Munster Minta Bonek Penuhi Stadion Gelora Bung Tomo

Adapun David Ardhian selaku Expert Board Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KKRP) menyatakan transformasi sistem pangan perkotaan di Kota Bogor tidak dapat dilepaskan dari konsep foodscape yaitu pola relasi antara pangan, lanskap dan kebudayaannya.

“Upaya penguatan system pangan dengan pendekatan foodscape menjadi pilihan KRKP yang saat ini dicoba di Kota Bogor melalui program Pangan Kota Kita. Dengan pendekatan ini kami mendorong gerakan generasi muda, kaum budayawan, akademisi, dan pemerintah serta para pihak lainnya bergerak untuk menjaga sistem pangan Kota Bogor agar tidak terbawa arus yang semakin menjauhkan kedaulatan pangan dari masyarakat Kota Bogor,” pungkasnya.

Halaman:

Tags

Terkini