METROPOLITAN.ID - Komisi IV DPRD Kota Bogor mengungkapkan bahwa jumlah korban keracunan massal diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor terus bertambah.
Hal ini terungkap usai Komisi IV DPRD Kota Bogor mendatangi Sekolah hingga dapur MBG di Bosowa Bina Insani yang berlokasi di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor pada Kamis, 8 Mei 2025.
"Jadi pagi ini memang baru masuk dari beberapa sekolah (data korban keracunan baru) yang diinformasikan terutama di SDN Kedung Waringin," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Rezky Kartika.
"Bahwa ini masih berkembang untuk jumlah korban, untuk jumlah korban mungkin hari ini akan bertambah. Tapi intinya memang di tingkat TK PAUS tidak terjadi, ini terjadi di tingkat SD dan SMP," sambungnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti menuturkan, berdasarkan laporan kurang lebih ada sebanyak 42 laporan yang masuk terkait keracunan makanan ini. Jumlah ini pun terus berkembang hingga Kamis, 8 Mei 2025 hari ini.
"Kurang lebih dari 42 laporan tahap 1, ada juga laporan hari ini, berarti ini masih berlanjut proses laporan korban," kata Endah Purwanti.
"Saya duga lebih dari 10 persen, berarti masuknya kan KLB (Kejadian Luar Biasa) ya, oleh karena itu kami berharap memang ini bisa diperbaiki kedepannnya," tandasnya.
Diketahui, berdasarkan laporan awal yang dikeluarkan Kodim 0606 Kota Bogor, jumlah korban keracunan ini mencapai sebanyak 36 orang. Adapun, jumlah ini tercatat hingga Selasa, 6 Mei 2025.
Dengan rincian, 24 orang mengalami gejala ringan, rawat jalan 7 orang dan 5 orang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit sekitar Bogor.
"(Korban terdiri dari) ada murid dan guru tiga orang. Dari SD sama SMP," kata Komandan Kodim (Dandim) 0606 Kota Bogor, Kolonel Inf Dwi Agung Prihanto pada Rabu, 7 Mei 2025.
"Kalau siswa (sekolah) lain belum dapat laporan, semuanya masih dari Bina Insani, nanti mungkin kita update," sambungnya.
Menurut Dandim, kejadian keracunan ini sendiri dilaporkan terjadi pada Selasa, 6 Mei 2025. Di mana, ke-36 orang ini baru mengalami gejala keracunan pada sore harinya.
"Jadi awalnya memang keracunan, tapi kita belum tahu penyebabnya dari mana, apakah dari makanan yang MBG Bina Insani dari Yayasan Bosowa atau bisa juga dari makanan tambahan. Makanya kita juga masih menunggu hasil lab untuk kepastiannya," ucapnya. (rez)