bogor-raya

Pemkot Tetapkan KLB Kasus Dugaan Keracunan Makanan MBG di Kota Bogor, Dedie Rachim Pastikan Penanganan Siswa Keracunan Terus Berjalan

Minggu, 11 Mei 2025 | 11:45 WIB
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim memberikan keterangan terkait kasus dugaan keracunan makanan MBG di Kota Bogor. (Humas Pemkot Bogor)

METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus dugaan keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor.

Hal itu terungkap saat Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menjenguk siswa yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor pada Sabtu, 10 Mei 2025 malam.

Menurut Dedie Rachim, penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi.

Upaya yang dilakukan mencakup berbagai tindakan, mulai dari pengobatan dan pencegahan hingga penyelidikan epidemiologi dan kesiapsiagaan.

"Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini, biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor," kata Dedie Rachim.

Selain itu, untuk memastikan dugaan keracunan, Pemkot Bogor juga akan memeriksa asal muasal kejadian tersebut, apakah bersumber dari SPPG atau dari sumber lain.

Di samping itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama puskesmas dan berkoordinasi dengan rumah sakit.

Serta, Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, pengambilan sampel air minum isi ulang sebanyak 2 liter, sampel usap tray sebanyak 1 buah, sampel usap wadah makanan sebanyak 1 buah, dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak 2 orang.

"Insya Allah besok (hari ini) sudah ada hasilnya (pemeriksaan laboratorium), dan kita akan diskusikan dengan BGN. Yang pasti, kita ingin anak-anak tetap senang dan tetap bahagia menerima langsung MBG ini tanpa ada ketakutan, tanpa ada ragu-ragu lagi," ujarnya.

Saat ini, lanjut Dedie Rachim, kondisi pasien berangsur membaik karena sudah ditangani secara medis.

Meski demikian, Pemkot Bogor juga melakukan pemetaan sekolah-sekolah untuk memastikan apakah masih ada laporan yang masuk, terutama terkait pasien yang menjalani rawat inap.

"Namun sejauh ini jumlahnya semakin menurun," ucapnya.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa dampak yang dialami siswa dalam kejadian ini tergolong lambat, berbeda dengan daerah lainnya.

Melihat kejadian ini secara umum, BGN perlu meningkatkan standar-standar operasional prosedur, dimulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak yang tidak terlalu lama, serta proses distribusi yang tidak terlalu jauh dari lokasi SPPG.

Halaman:

Tags

Terkini