bogor-raya

Kucurkan Rp13 Miliar, Pemkot Bogor Resmi Operasionalkan Kembali Koridor 5 dan 6 Biskita Transpakuan Kota Bogor

Senin, 6 Oktober 2025 | 17:44 WIB
Momen pengoperasian kembali koridor 5 dan 6 Biskita Transpakuan Kota Bogor. (Ahmad Jidan Metropolitan)

METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor secara resmi mengoperasionalkan kembali dua koridor angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) yakni Biskita Transpakuan Kota Bogor pada Koridor 5 dan 6.

Kehadiran dua koridor trayek Ciparigi - Stasiun Bogor (Koridor 5) dan Parung Banteng - Stasiun Bogor (Koridor 6) ini diklaim sebagai langkah penting dalam upaya peningkatan layanan transportasi publik yang lebih modern, nyaman dan efisien bagi masyarakat.

Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, bahwa pengoperasian koridor 5 dan 6 ini merupakan bagian dari perencanaan besar transportasi di Kota Bogor yang sebelumnya telah mengaktifkan koridor 1 dan 2.

Adapun dua koridor tersebut disokong anggaran sebesar Rp13 miliar melalui dana APBD Perubahan 2025 untuk menunjang pengoperasian kedua koridor tersebut.

"Koridor 5 dan 6 ini koridor yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Ini hasil dari perjuangan kita melalui anggaran perubahan. Secara total, untuk empat koridor yakni koridor 1, 2, 5 dan 6 kami telah mengalokasikan dana sekitar Rp56 miliar," ucapnya pada Senin, 6 Oktober 2025.

"Ini adalah bentuk dari uang rakyat yang dikembalikan dalam bentuk layanan transportasi publik," sambungnya.

Lebih lanjut, layanan Biskita Trans Pakuan ini akan beroperasi mulai pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB setiap harinya, dengan dukungan sekitar 49 armada bus yang akan melayani seluruh koridor aktif.

Ke depan, Dedie menargetkan akan melengkapi seluruh jaringan transportasi massal dengan menambah dua koridor lagi yaitu koridor 3 dan 4.

Kendati demikian, Dedie mengaku bahwa ada tantangan terbesar dalam pengembangan BRT di Kota Bogor yakni kemampuan keuangan daerah dan keterlibatan operator transportasi.

"Idealnya memang ada enam koridor. Untuk koridor 3 dan 4, ini yang sedang kita perjuangkan dari sisi anggaran. Tapi tentu kami juga berharap ada perusahaan atau operator yang bersedia ikut serta dalam rencana ini," jelasnya.

Di sisi lain, Dedie berharap mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk program rerouting dan konversi angkot, terutama untuk angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) yang masuk ke pusat Kota Bogor seperti dari Cisarua, Cileungsi dan Leuwiliang.

"Kami berharap Pemprov Jabar bisa melaksanakan program serupa, termasuk ikut serta dalam program BRT dengan memberikan subsidi melalui alokasi anggaran provinsi," ujarnya.

Disinggung evaluasi operasional layanan BRT yang telah berjalan, Dedie menilai secara umum layanan berjalan dengan baik. Tingkat keterisian atau load factor tergolong tinggi, terutama di jalur-jalur utama yang terhubung ke pusat aktivitas warga seperti Stasiun Bogor.

"Stasiun Bogor itu setiap hari melayani sekitar 100.000 penumpang yang pulang pergi Bogor-Jakarta. Maka dari itu, layanan transportasi yang memadai dan terintegrasi mutlak dibutuhkan," tegasnya.

Halaman:

Tags

Terkini