Namun, Anandabhuwana menggarisbawahi sejumlah risiko dan potensi dampak negatif dari aktivitas tersebut yang menurutnya belum banyak disadari oleh masyarakat.
Salah satu perhatian utamanya adalah mengenai pola pemberian makanan kepada hiu paus.
Ia menyebut bahwa hewan tersebut sebenarnya tidak jinak, melainkan telah dikondisikan melalui pemberian pakan.
"Udang yang diberikan oleh orang-orang ini bukan sepenuhnya diet natural hiu paus," jelasnya.
"Beberapa sumber mengatakan ini ibarat memberikan junk food untuk mereka. Risiko kesehatan jangka panjangnya masih belum diketahui," tambahnya.
Baca Juga: Dishub Serahkan Penindakan Truk Tambang Nakal ke Polisi, Polres Bogor: Dilakukan Bertahap
Meski begitu, ia tidak menyarankan wisata ini dihentikan sepenuhnya.
Lewat video tersebut, Anandabhuwana hanya mendorong adanya evaluasi dan pembenahan dari pihak-pihak terkait.
Ia menegaskan bahwa kelangsungan hidup hiu paus bisa terancam jika pola pemberian makanan tidak diperbaiki.
Perhatian khusus juga ditujukan kepada Prilly Latuconsina yang sejak Agustus 2024 telah dipercaya sebagai Duta Konservasi Hiu Paus oleh Konservasi Indonesia.
Anandabhuwana menilai bahwa Prilly seharusnya lebih aktif menyuarakan isu ini.
"Gua agak kecewa karena Prilly menjadi Duta Konservasi Hiu Paus oleh Konservasi Indonesia. Seharusnya ia menyuarakan ini dan sadar akan hal ini," ungkapnya.
Baca Juga: Tempat Wisata Hits Dekat Stasiun Banyuwangi, Liburan Sekolah Jadi Makin Seru!