Sebagai pembanding, ia menyebut praktik wisata serupa di Australia yang dinilai lebih bertanggung jawab.
Di sana, interaksi dengan hiu paus diatur ketat—pengunjung dilarang memberi makan, menyentuh, dan harus menjaga jarak dengan jumlah pengunjung yang dibatasi.
"Dengan semua larangan itu, (Australia) masih bisa menghasilkan industri yang jutaan dolar," jelas Anandabhuwana.
Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Gedung Bhayangkari, Bupati Rudy Susmanto Dapat Apresiasi
Diketahui, Anandabhuwana bukanlah sosok sembarangan dalam isu konservasi.
Ia adalah lulusan Biologi Universitas Indonesia tahun 2023 dan pernah bergabung dengan berbagai lembaga lingkungan seperti Orangutan Haven di Medan serta Komunitas Konservasi Indonesia Warsi di Jambi.
Sejak Mei 2024, ia bekerja bersama Yayasan LINI Marine Conservation di Bali yang fokus pada pelestarian laut.
Baca Juga: Ogah Berpolemik, Kadin Fokus Bawa Investasi ke Kota Bogor
Sementara itu, Prilly Latuconsina, yang dikenal aktif dalam isu lingkungan, juga merupakan penyelam bersertifikat Advanced Open Water Diver.
Selain menjadi Duta Konservasi Hiu Paus, ia juga mendirikan Generasi Peduli Bumi, gerakan yang mengusung empat program utama: bersih pantai, daur ulang plastik, pengelolaan limbah makanan, dan rumah pintar untuk edukasi lingkungan.
