Minggu, 21 Desember 2025

Waspada! Ratusan Kasus HIV Baru di Kaltim, Samarinda dan Balikpapan Jadi Wilayah Tertinggi

- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:00 WIB
Kasus HIV di Kaltim meningkat, Samarinda dan Balikpapan masuk zona tertinggi (Freepik)
Kasus HIV di Kaltim meningkat, Samarinda dan Balikpapan masuk zona tertinggi (Freepik)

METROPOLITAN.ID - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat adanya ratusan kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) sepanjang Januari hingga Juli 2025. 

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kaltim, dr. Ivan Hariyadi, mengungkapkan bahwa Samarinda dan Balikpapan menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di provinsi tersebut.

Sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini, Samarinda mencatat 209 kasus HIV baru, sementara Balikpapan mencatat 167 kasus. 

Wilayah lain seperti Bontang, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur juga melaporkan angka kasus yang signifikan, namun Samarinda dan Balikpapan tetap menjadi pusat perhatian karena jumlah kasus yang cukup tinggi.

Baca Juga: Ribuan Driver Ojol Iringi Pemakaman Affan Kurniawan hingga ke TPU Karet Bivak, Korban Rantis Brimob di Pejompongan

Penularan utama HIV di Kaltim masih didominasi melalui hubungan seksual, baik heteroseksual maupun sesama jenis, serta penggunaan narkoba suntik. 

Selain itu, penularan dari ibu yang positif HIV kepada anaknya saat kehamilan atau persalinan juga menjadi perhatian serius pemerintah dan tenaga medis.

Dr. Ivan menegaskan bahwa meskipun HIV belum dapat disembuhkan, pengobatan dengan antiretroviral (ARV) dapat membatasi perkembangan virus. 

Namun, pasien yang tidak rutin mengonsumsi obat berisiko menularkan virus ke orang lain.

Baca Juga: Tragis, 2 Balita Meninggal Dunia, Diduga Terpapar Campak di Pamekasan

Dinas Kesehatan Kaltim terus mendorong upaya pencegahan yang fokus pada perilaku seksual yang aman dan menjaga kesetiaan kepada pasangan. 

Pendekatan berbasis komunitas, terutama untuk kelompok berisiko seperti laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL), dilakukan secara intensif.

Selain itu, tantangan baru muncul setelah penghapusan lokalisasi prostitusi, dengan aktivitas seksual berisiko yang kini banyak terjadi secara online atau di tempat-tempat kos, sehingga sulit diawasi.

Sebagai langkah pencegahan dan deteksi dini, Dinkes Kaltim menggelar layanan mobile voluntary counseling and testing (VCT) untuk menjangkau masyarakat yang berada di titik rawan. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X