Kini banyak brand mengembangkan skincare khusus untuk pengguna GLP-1, dengan kandungan seperti hyaluronic acid, antioksidan, retinoid, glycerin, squalane, dan peptides.
Para ahli menekankan bahwa skincare saja tidak cukup; kombinasi dengan prosedur estetika seperti filler biasanya lebih efektif untuk hasil optimal.
4. Retinol untuk Tubuh
Baca Juga: Siapa JP? Diduga Bakal jadi Pemain Anyar Persib Bandung
Retinol tidak lagi eksklusif untuk wajah. Di 2026, semakin banyak body lotion, body wash, dan moisturizer tubuh yang mengandung retinol.
Manfaatnya tidak hanya untuk mencegah penuaan kulit wajah, tapi juga merangsang produksi kolagen dan elastin di kulit tubuh, menjaga kekencangan, dan memperbaiki tekstur kulit secara keseluruhan.
5. Neurocosmetics
Hubungan antara kulit dan otak ternyata sangat erat. Dr. King menjelaskan, kulit berasal dari jaringan yang sama dengan sistem saraf secara embrio.
Stres dapat melemahkan skin barrier, mempercepat munculnya garis halus, memicu produksi minyak berlebih, dan meningkatkan kerentanan kulit terhadap kerusakan oksidatif.
Neurocosmetics adalah produk skincare yang memanfaatkan hubungan ini dengan memasukkan bahan yang dapat meningkatkan suasana hati sekaligus kesehatan kulit. Contohnya:
Baca Juga: Siapa JP? Diduga Bakal jadi Pemain Anyar Persib Bandung
- Lavender, yang menurut studi dapat menurunkan stres melalui aromanya.
- Europhroline dari biji indigo liar, yang diteliti dapat mengurangi produksi kortisol pada sel kulit.
Meski studi besar masih terbatas, rutinitas skincare yang menyenangkan diyakini dapat meningkatkan serotonin, menurunkan kortisol, dan mendukung kesehatan mental.
Tren skincare 2026 menunjukkan bahwa inovasi tidak lagi sekadar soal kecantikan, tetapi juga kesehatan dan kenyamanan pengguna.
Dari perawatan bibir hingga neurocosmetics, tahun depan akan menjadi era skincare yang lebih canggih, personal, dan menyeluruh membuat rutinitas perawatan kulit tak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan dan menenangkan.