Senin, 22 Desember 2025

Lima Trayek Baru, Delapan Pecahan

- Kamis, 9 Februari 2017 | 09:53 WIB

Realisasi program rerouting angkutan perkotaan (angkot) di Kota Bogor molor hingga pertengahan bulan ini. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama 15 badan hukum yang menaungi sopir angkot, duduk bersama mematangkan konsep rerouting. Sebab, dampak dari perubahan rute ini bakal ada lima trayek baru, delapan trayek pecahan dan perpanjangan tiga lintasan trayek angkot.

Dinas Perhubungan (Dishub) dan Pemkot Bogor bersama 15 badan hukum mengadakan rapat pematangan konsep terkait rerouting angkot, ke­marin. Rapat persiapan re­routing ini mereview kem­bali program-program ter­kait rerouting yang akan dilaksanakan pada pertenga­han Februari 2017.

Dalam rerouting ini, seba­nyak 3.412 unit angkot men­jangkau 59 kelurahan di Kota Bogor. Setelah dilaks­anakan rerouting, maka jangkauan angkot diperluas menjadi 68 kelurahan di Ko­ta Bogor. ”Ada 3.412 unit angkot yang beroperasi yang sebelumnya melintasi 59 ke­lurahan. Dengan adanya re­routing, angkot akan bero­perasi di 68 kelurahan,” ujar Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat usai rapat di Gedung Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, kemarin.

Di tempat yang sama, Wa­likota Bogor Bima Arya men­gatakan, program rerouting angkot ini merupakan bagian skenario transportasi di Kota Bogor. Ia pun meminta kon­sepnya harus kuat. “Sosiali­sasi harus maksimal dan ada beberapa hal yang perlu di­sesuaikan. Jika tidak, program rerouting tidak akan berjalan,” katanya.

Program rerouting yang akan di-landing-kan pada per­tengahan Februari 2017 ini menyiapkan lima trayek baru, memecah delapan trayek dan memperpanjang tiga lintasan trayek angkot. Lima trayek baru itu yaitu Mayor Oking (Stasiun Bogor)-Situ Gede (26), Terminal Merdeka-Villa Muti­ara, Villa Cijahe (27), Buntar (SMKN 4 Bogor)-Sukasari via Cipaku (28), Pabuaran-Lawang­saketeng/BTM (29), Pabuaran-Terminal Merdeka via Cibeu­reum Sunting (30).

Sedangkan ada delapan trayek pecahan yaitu trayek pecahan Cimahpar-Warung­jambu via Jalan Ahmad So­bana (04), Ciheuleut-Pasar Baru Bogor (05), Baranangsiang Indah-Ciheuleut-Warungjam­bu-Ciparigi (06), Curug-Taman Cimanggu-Pasar Anyar (11), Terminal Bubulak-Pabuaran-Cimanggu-Pasar Anyar (12), Budi Agung-Pasar Anyar (18), Villa Mutiara-Pa sar Anyar (19), Bina Marga-Ciluar via Rd Ke­nyong, Rambay (21).

Sedangkan tiga trayek per­panjangan lintasan adalah Cipinanggading-Perum Yas­min (01), Terminal Bubulak-Merdeka-Ciparigi (07), Griya Katulampa-Terminal Mer­deka (08).

Selain masalah perubahan rute yang menjadi salah satu program rerouting angkot, Bima juga meminta dishub dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor mem­perhatikan konsep dan me­nyosialisasikan program ter­sebut supaya tak terjadi ke­bingungan terhadap warga Kota Bogor.

”Bukan hanya sebatas men­gatur rute, konsep harus di­terima dan harus disosialisa­sikan secara maksimal supaya warga Kota Bogor tidak bing­ung dengan adanya program tersebut,” ujar Bima.

Organda Dukung, Sopir nggak Ngerti

Organda Kota Bogor seba­gai organisasi yang mewadahi angkot-angkot Kota Bogor, merespons baik program re­routing angkot. Meski men­dukung, Organda meminta supaya pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mener­tibkan kendaraan-kendaraan angkutan berbasis online yang dirasa mengancam pendapa­tan sopir angkot dan ojek konvensional di Kota Bogor.

”Kami mendukung program rerouting ini, dengan catatan supaya Pemkot Bogor men­indak tegas pengendara ojek online (Uber dan Grab, red) karena sudah meresahkan dan merugikan angkot-angkot di Kota Bogor,” ujar Ketua Or­ganda Kota Bogor Moch Ischak, kemarin.

Menanggapi keluhan tersebut, Walikota Bogor Bima Arya ber­janji akan menindak tegas para pengendara ojek online tersebut. Bima juga mengata­kan, ojek online tersebut sudah merugikan ojek pangkalan di beberapa titik di Kota Bogor. Ia mengaku akan mendatangi sejumlah kantor ojek online untuk meminta para driver-nya tak mangkal di halte.

”Kami akan menertibkan Uber dan Grab. Saya juga dapat laporan dengan adanya Grab dan Uber membuat penda­patan sopir angkutan berku­rang dan juga menimbulkan kesemrawutan di beberapa halte. Sebab, mereka ngetem di halte-halte tersebut. Kalau tidak ada kebijakan dari pihak manajemen, Uber dan Grab yang ngetem di halte akan kita tertibkan,” tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X