Kota (Pemkot) Bogor terus mengembangkan skema transportasi berbasis Buy The Service (BTS). Rencana tambahan dua koridor, yakni koridor 3 dan 4, terus dipercepat realisasinya. NIATAN itu kembali dibahas dalam rapat koordinasi (rakor) lanjutan antara Pemkot Bogor dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dalam hal ini Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), di Kantor BPTJ, Jakarta, Senin (28/11) pagi. Rapat tersebut dipimpin Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dan Direktur Prasarana yang juga merangkap sebagai Plh Kepala BPTJ, Zamrides. Dedie juga didampingi kepala Bappeda, kepala Dinas Perhubungan (Dishub) dan ketua Kodjari. Percepatan koridor 3 dan 4 pada skema BTS Biskita dianggap penting. Di mana trayek yang dilayani pada koridor 3 adalah Terminal Bubulak-Sukasari/Lawanggintung. Sedangkan koridor 4 melayani Ciawi-Pomad/Ciparigi. Koridor 3 ini memiliki panjang 25,4 kilometer dan koridor 4 sepanjang 36,0 kilometer. ”BTS Kota Bogor menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Bahkan, load factor penumpang di BTS Kota Bogor sudah mencapai 154 persen dengan rata-rata jumlah penumpang mencapai 20.412 orang per hari,” jelas Dedie. Dedie menambahkan, Biskita kini sudah menjadi moda transportasi alternatif yang begitu diminati masyarakat. Sehingga Pemkot Bogor masih memerlukan dukungan untuk menambah koridor. Total penumpang sampai saat ini adalah 4.728.484 orang. Soal sistem dua koridor tambahan itu akan dilaksanakan melalui lelang dengan mengikutsertakan badan hukum dalam satu konsorsium melalui program konversi 3 : 1. Namun tak menutup kemungkinan melalui program lain, yaitu mengganti angkot konvensional dengan angkot listrik. Tergantung nilai satu angkot listrik yang dapat mengkonversi lebih dari tiga angkot. Jika melihat harga angkot listrik dibanding harga angkot saat ini, konsep lain adalah mengkonversi angkot konvensional melalui konversi atau retrovit atau membangun angkot eksisting bertenaga BBM menjadi bertenaga listrik. Namun, ini tetap harus mendapat dukungan pemerintah. ”Terkait penerapan Biskita, sudah ada kajiannya. Yang pasti harus kita lihat dulu apakah akan diterapkan Januari 2023, tapi tentu ada kaitan dengan rerouting dan sebagainya. Besaran atau kisaran tarifnya harus realistis, tetap mengakomodasi kepentingan masyarakat,” urai Dedie. Di tempat yang sama, Plh Kepala BPTJ, Zamrides, mengatakan, saat ini BTS Kota Bogor sedang dalam proses menyiapkan aturan dengan melakukan survey Ability to Pay dan Willingness to Pay yang dapat dijadikan dasar pengambilan tarif. Saat ini prosesnya sedang menyiapkan SK Wali Kota mengenai tarif Angkutan Kota. SK dimaksud akan disampaikan ke Kementerian Perhubungan, dalam hal ini BPTJ, untuk diusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengenai besaran tarif yang akan diberlakukan dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK). ”Pada dua koridor yang belum beroperasi, kami merekomendasikan pembiayaan subsidi BTS dapat direalisasikan Pemerintah Kota Bogor dengan APBD. Ini sebagai komitmen Kota Bogor dalam melanjutkan program stimulus berupa subsidi angkutan umum oleh Kementerian Perhubungan,” ungkap Zamrides. Rapat Wali Kota Bogor dengan Menteri Perhubungan belum lama ini juga mendorong swasta untuk turut bersedia memberikan pelayanan di dua koridor yang belum terlayani Biskita Trans Pakuan secara mandiri, dengan nilai biaya pokok rata-rata sebesar Rp5.852 per penumpang. Menurut Zamrides, hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat yang menggunakan transportasi Biskita merasa sudah sesuai standar pelayanan. Standar layanan tersebut meliputi keamanan, kenyamanan, keselamatan, keterjangkauan, keteraturan dan kesetaraan. Selain itu, tambah dia, data menunjukkan masyarakat yang menggunakan Biskita merasa sesuai terhadap rute yang diberikan, dengan nilai persentase rata–rata 70 persen. Rute yang diterapkan Biskita dapat menjangkau dan mengintegrasikan penumpang untuk dapat bergerak ke tempat tujuan. Hal ini menunjukkan angka kenaikan dari waktu ke waktu. ”Masyarakat yang menggunakan transportasi Biskita merasa sangat terbantu. Pelanggan Biskita juga dapat melaporkan dan memberi masukan terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat demi memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat Kota Bogor,” katanya.(*/eka/py)