METROPOLITAN.id - Pendidikan konvensional seringkali kurang mampu memberikan landasan yang memadai, terutama bagi pemilih pemula. Mereka dihadapkan pada tuntutan menguasai keterampilan literasi digital dan berpikir kritis dalam menghadapi arus informasi yang belum terkonfirmasi, terlebih menjelang tahun politik pada Pemilu 2024.
Menanggapi kebutuhan ini, Tular Nalar berkolaborasi dengan Mafindo Wilayah Bogor Raya menggelar 'Sekolah Kebangsaan' di Gedung Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor baru-baru ini.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda, di mana pada tanggal 28 Oktober lalu juga telah sukses diselenggarakan 'Akademi Digital Lansia'.
Acara Sekolah Kebangsaan ini mengundang antusiasme luar biasa, dengan dihadiri oleh 128 peserta dari berbagai sekolah dan komunitas di Kota Bogor.
Tular Nalar, yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip demokrasi, membekali peserta dengan metode pendekatan prebunking atau penginderaan hoax.
Pendekatan ini berfungsi sebagai vaksin efektif untuk memperlambat penyebaran hoaks sebelum pemilu, termasuk juga ujaran kebencian, dan disinformasi atau misinformasi yang meresahkan.
Selama acara, peserta diajak melalui segmen-segmen interaktif yang diselingi dengan permainan. Ini adalah ciri khas dari Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 yang menyenangkan dan jauh dari kata membosankan, dirancang khusus untuk para pemilih pemula, yang sering disebut juga sebagai Generasi Z.
Kelas ini dipandu oleh jajaran panitia dan 10 orang fasilitator gabungan antara Tim Program Tular Nalar 3.0 bersama Tim Mafindo Wilayah Bogor Raya.
Metode pendekatan prebunking yang digunakan oleh Tular Nalar bertujuan untuk membantu para pemilih pemula mengenali karakteristik manipulasi informasi sebelum terlanjur tersebar, yang disebut dengan 3 KACAU IDE, yaitu Kacau Isi, Kacau Diri, dan Kacau Emosi.
“Ini adalah langkah nyata dalam mendukung pemahaman literasi digital dan pemikiran kritis di Indonesia untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab dalam menghadapi arus informasi digital yang semakin kompleks,” kata Koordinator Tim Kurikulum Program Tular Nalar, Giri Lumakto didampingi perwakilan dari Ruangguru serta Love Frankie.
Sementara itu, Koordinator Mafindo Wilayah Bogor Raya, Ahmad Ubaedillah menekankan pemahaman literasi digital adalah salah satu modal terpenting di era digital ini, dan Sekolah Kebangsaan ini adalah wujud konkret kolaborasi kami dengan Tular Nalar untuk mendukung generasi muda dalam menghadapi arus informasi digital. (rez)