Sekitar 300 siswa dan mahasiswa se-Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), ikuti Seminar Go Green Information Communication Technology (GICT), yang dilaksanakan Diploma III Teknik Komputer Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, di Gedung Pascasarjana lantai 3A, Sabtu (18/2) lalu. Pada kesempatan itu, Walikota Bogor Bima Arya sebagai salah seorang pembicara bertemakan Smart City di Kota Bogor, memaparkan materi seminar. Katanya, hidup itu berkompetisi. Hanya yang mampu beradaptasi yang akan menjadi juara. Begitu pun sebaliknya.
MENURUT Bima, untuk bisa beradaptasi manusia harus mampu melihat tanda-tanda zaman. Tanda-tanda zaman itu tercipta dari gagasan dan ide manusia yang bisa melampaui fisik. Tidak ada kota atau negara yang maju jika tertinggal teknologinya. Jika Pemerintah Kota Bogor tidak bisa memanfaatkan teknologi maka akan tertinggal dari kota lainnya. ”Jika ditanya Kota Bogor mau dibawa kemana, saya jawab Kota Bogor menuju Green City, Heritage City dan Smart City,” tegas Bima.
Bima menjelaskan, ketiga tujuan tersebut bukanlah angan-angan. Pasalnya ketiga hal tersebut sudah dimiliki Kota Bogor. Heritage City karena di masa lalu ada kerajaan Pakuan Pajajaran di Kota Bogor. Green City, sebab Kota Bogor memiliki Kebun Raya Bogor yang tahun ini sudah berusia dua abad, udara yang segar dan pemandangan indah. Sementara Smart City terlihat dari banyaknya kampus terbaik di Kota Bogor dan warganya yang sangat melek teknologi. ”Dengan Smart City memanfaatkan perangkat teknologi keterbatasan SDM dan APBD bisa dipecahkan,” jelasnya.
Bima juga menambahkan, sedikitnya ada tiga manfaat yang bisa dirasakan dengan menerapkan Smart City. Yakni Smart City untuk mempermudah warga (efisiensi), adanya transparansi dan mendorong warga untuk partisipasi. Efisiensi terlihat dari pelayanan kepada warga yang lebih cepat dan mudah. Transparansi contohnya dengan menanggulangi masalah kebocoran perolehan pajak dengan pemasangan tapping box di setiap hotel dan restoran. (dod/tur/ar/ram/dit)
