METROPOLITAN – Ratusan guru kelas I sampai IV serta guru agama tingkat SD mengikuti bimbingan teknis (bimtek) kurikulum 2013 (kurtilas), di enam Tempat Pelatihan Kurikulum (TPK) SD Kota Bogor, selama enam hari. Tujuannya agar semua guru dapat memahami kurtilas yang ditetapkan kementerian. Kemudian, diterapkan pada sekolahnya masing-masing.
Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kota Bogor Mujiasih Lestari mengatakan, bimtek ini merupakan program Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Barat. ”Bimtek kurtilas untuk Guru Sasaran Sekolah Dasar (GSSD) ini dilaksanakan selama sepekan di masing-masing TPK. Kalau di Kota Bogor, ada di enam kecamatan, di antaranya di SDN Sindangsari, SDN Pengadilan 5, SDN Bantar Kemang 3 dan SDN Batu Tulis 2,” ujarnya di SDN Batu Tulis 2.
Sedangkan instrukturnya, lanjut Muji, para pengawas SD. ”Jadi, inti dari bimtek ini, supaya guru dapat memahami isi dari kurtilas. Sehingga, nantinya bisa diterapkan di sekolahnya masing-masing, sesuai ketentuan untuk kemudian dilakukan evaluasi pada kegiatan berikutnya,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang instruktur yang juga pengawas SD Ahmad Mustika menjelaskan, perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kurtilas adalah penekanan pada siswa. Di mana, kurtilas lebih mengorientasikan pada siswa dengan langkah sintak matik yang dilaksanakan secara sistematis, salah satunya adalah penerapan literasi sekolah. ”Targetnya adalah pada 2045 Bangsa Indonesia menjadi generasi emas. Di mana, guru dan siswa juga stake holder harus literate,” paparnya.
Terpisah, Ketua TPK Klaster SD Sindangsari, Kecamatan Bogor Utara Sumiarti menjelaskan, bimtek induk Klaster SDN Sindangsari diikuti 94 guru kelas I dan IV, serta guru agama. Tapi, sebelum mengikuti pelatihan, lanjutnya, peserta melaksanakan pre test sebelum kegiatan pemberian materi oleh instruktur dan dilanjutkan dengan peer teaching, untuk kemudian ditutup dengan post test.
Kata Sumiarti, pada bimtek ini tidak dilakukan penilaian secara khusus akan tetapi rata-rata peserta mengalami perbaikan setelah mengikuti kegiatan. ”Antusias peserta cukup tinggi untuk mengikuti bimtek. Untuk itu pihaknya berupaya melakukan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana oleh panitia sehingga tidak mengganggu kelancaran baik dalam hal pelaksanaan pemberian materi maupun kegiatan lain yang berkaitan dengan kebutuhan personal peserta, salah satunya tempat ibadah,” tambahnya.
(dod/tur/ar/mam/dit)