METROPOLITAN – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program rehab bangunan sekolah SMP berskala nasional.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan SMP Kemendikbud Firdaus Yunidarta mengatakan, sebanyak 3.000 sekolah akan direhabilitasi pada 2017 dengan total anggaran sebesar Rp1,4 triliun.
Namun skemanya akan dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap pertama pencairan untuk 900 sekolah, tahap kedua sebanyak 619 sekolah dan tahap ketiga kurang lebih sama dengan tahap kedua. ”Sebenarnya untuk merehabilitasi 3.000 sekolah dibutuhkan anggaran sebesar Rp3 triliun. Artinya kami masih kekurangan anggaran sebesar Rp2 triliun lagi, makanya kami berharap program ini berjalan terus,” kata Firdaus.
Selain itu, pihaknya memprioritaskan sekolah yang berada di daerah terdepan, terluar dan tertinggal kecuali yang sudah menerima anggaran Dana Alokasi Khusus. “Selain itu kami juga prioritaskan sekolah yang Angka Partisipasi Khususnya di bawah 95 persen,” tambahnya.
Dia menjelaskan, yang akan direhabilitasi Kemendikbud adalah segala hal yang berbentuk bangunan seperti kelas, perpustakaan, laboratorium, musala dan toilet. Sedangkan sarana dan prasarana seperti taman tidak termasuk objek yang akan direhabilitasi.
Sekolah yang akan direhabilitasi, kata Firdaus, adalah mereka yang sudah mengajukan diri secara langsung melalui aplikasi data pokok pendidikan (dapodik). Kemudian Kemendikbud akan melakukan verifikasi yang melibatkan perguruan tinggi yang memiliki program studi teknik sipil dan arsitek untuk menentukan estimasi besaran biaya yang dibutuhkan. ”Pendataan dan verifikasi sudah kami mulai sejak November 2016, kebanyakan ada di Pulau Jawa karena sudah akhir tahun juga. Untuk besaran estimasi biaya yang dibutuhkan, dihitung berdasarkan luas sekolah dikalikan tingkat kerusakan dan jumlah bangunan yang rusak,” ujar Firdaus.
(in/mam/dit)