Senin, 22 Desember 2025

Satu Peneliti Dijatah 20 Juta

- Senin, 23 Juli 2018 | 09:38 WIB

-

METROPOLITAN - Ada saja cara yang dilakukan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria untuk mendorong para penelitinya bekerja. Rencananya, Arif akan memberikan insentif senilai Rp20 juta kepada peneliti IPB yang mampu mempublikasikan risetnya ke Jurnal Internasional dengan Quartile 1 (Q1). Hal itu dikatakannya saat menghadiri kegiatan Joint Convention of The Asia Pasific Association of Medical Journal Editors and The 5th Asian Science Editors Conference & Workshop 2018, di IPB International Convention Center (IICC) belum lama ini. “Semoga dengan adanya dorongan tambahan insentif, tahun ini bisa tembus 1000 artikel riset yang masuk jurnal internasional,” katanya. Menurutnya, ini adalah momen penting bagi para peneliti karena dengan kolaborasi akan saling memperkuat. Peserta yang hadir hari ini merupakan perwakilan peneliti dari 22 negara. Peneliti-peneliti IPB bisa belajar dari berbagai pihak karena saat ini eranya tidak lagi bersaing melainkan bersanding. “Semoga ke depan Indonesia dapat menjadi sumber jurnal ilmiah yang bisa dirujuk oleh para peneliti tingkat dunia,” ujarnya. Dilain hal, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Dimyati memastikan pemerintah saat ini lebih mengutamakan perbaikan kualitas riset. Sebab, Indonesia sedang menyambut revolusi industri 4.0. Sehingga, mau tidak mau semua pihak harus meningkatkan kualitas dan kuantitas riset di Indonesia. “Riset itu akan bisa terekognisi oleh komunitas dan terapprove kalau dikomunikasikan lewat jurnal. Jurnal levelnya. Ada level pembelajar dan jurnal yang bereputasi. Pertemuan ini adalah salah satu upaya meningkatkan 51 ribu lebih jurnal di indonesia menjadi lebih berkualitas,” katanya seraya menjelaskan bahwa pada 2019 ditargetkan 7.300 jurnal di Indonesia telah terakreditasi. Ada 6 grade akreditasi jurnal. Menurutnya networking yang dihasilkan dari kegiatan ini bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas jurnal karya peneliti Indonesia ke depan. Potensi penulis jurnal di Indonesia setiap tahunnya ada 151 ribu. “Bayangkan dari 51 ribu tadi, baru ada 39 jurnal yang terindeks scopus. Mekanisme jurnal, tidak bisa banyak jurnal dari Indonesia semua. Artinya banyak sekali publikasi kita yang berebut diterbitkan di jurnal internasional,” ujarnya.(*/rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X