METROPOLITAN - Pengelola Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Bogor, mulai mengeluh. Karena, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) APBN triwulan ketiga, belum kunjung turun. Padahal, penggunannya tinggal sebulan lagi. Akibatnya, sekolah terpaksa mencari dana talangan untuk membayar honor guru dan operator sekolah serta untuk memenuhi operasional Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). ”Masalah gaji guru honor tidak bisa ditunda-tunda. Karena, itu mencakup biaya hidup mereka. Yah, mau gak mau, kami harus cari pinjaman alias ngutang, sebelum dana BOS APBN triwulan ketiga, turun,” ujar sejumlah Kepala SDN di wilayah Kecamatan Bogor Utara dan Bogor Timur, yang minta namaya tidak ditulis di koran ini, Senin kemarin. Menurut mereka, selama ini sumber anggaran pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sekolah hanya mengandalkan dana BOS. Karena, sekolah dilarang memungut biaya pendidikan. Apabila, dana BOS tersebut mengalami keterlambatan tentu sekolah kebingungan, karena tidak memiliki sumber anggaran lain. Karena itu, satu-satunya sekolah mengutang terlebih dahulu untuk menutupi biaya operasional sekolah, termasuk pembayaran guru honorer. ”Kami sudah biasa jika dana BOS terlambat mengutang dengan nilai Rp20 juta per bulan,” kata mereka. Menanggapi hal itu, Tedy Kusnadi, salah seorang pejabat yang mengurus dana BOS pusat mengakui, dana BOS APBN untuk triwulan ketiga mengalami keterlambatan cair, khususnya di sekolah negeri. ”Kita tinggal menunggu saja. Soalnya, laporan triwulan kedua kita sudah tidak masalah dan menunggu pencairan. Tapi, Kalau kata Provinsi Jawa Barat, bisa dicairkan, besok pun cair. Yah, mungkin ada wilayah yang belum beres laporan triwulan keduanya, akhirnya semua terkena imbasnya,” ujar Tedy. (tur/ar/sal)