METROPOLITAN - Sudah bukan jadi rahasia umum jika seni tradisional saat ini sudah mulai pudar. Masyarakat lebih memilih dengan seni modern. Hal itu pun sangat dirasakan bagi jajaran SDN Sindangsari 1 Kota Bogor.
Mencegah hal itu terjadi berlarut-larut di tubuh peserta didiknya. Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Bogor Selatan ini mempunyai jurus tersendiri. Yakni, dengan menggiatkan kembali seni pupuh dan karawitan di lingkungan sekolahnya. “Sudah kita lakukan. Dan kedua seni ini memang wajib di lestarikan, karena memang merupakan budaya asli Indonesia,” kata Kepala SDN Sindangsari 1, Ajang Nurdigalih. Seni pupuh ini sendiri merupakan sebuah bentuk puisi tradisional bahasa Sunda yang memiliki jumlah suku kata tertentu di setiap barisnya. Pupuh biasanya dibacakan dengan cara dinyanyikan (nembang) dan dibawakan dalam sebuah pentas drama teatrikal sunda. “Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing pupuh memiliki makna dan sifat tersendiri serta digunakan untuk tema cerita yang berbeda dan seni pupuh yang populer adalah seni pupuh Asmarandana tentang Cinta kasih serta seni pupuh balakatak tentang banyolan,” ucapnya. Untuk itu, Aang berharap, seni pupuh dan karawitan yang saat ini sedang dilaksanakan di sekolahnya dapat berjalan dengan lancar. Sebab, siapa lagi yang akan melestarikan seni Indonesia jika bukan warganya sendiri, sebagai generasi penerusnya. (dod/ar/rez)